Baru-baru ini di Jepang telah menyelenggarakan pameran jenis kain tenun ikat Nusa Tenggara Timur (NTT). Pameran tersebut berhasil diselenggarakan pada Sabtu (21/11/2021) di Toyota Industrial Culture Centre, Toyota City, Prefektur Aichi.
Adapun tujuan diadakannya pameran tersebut adalah untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia. Terutama dalam memperkenalkan kain tenun khas Nusa Tenggara Timur, dengan harapan kain tenun NTT semakin dikenal oleh warga Jepang.
Sebelumnya, apakah kamu sudah ada yang pernah mendengar tentang kain tenun khas Nusa Tenggara Timur (NTT)?
Mengenai pengerjaan kain tenun di Nusa Tenggara Timur, diperkirakan telah ada sejak munculnya kerajaan di abad ke 3 Masehi atau 3.500 tahun lalu. Sejak saat itu, masyarakat setempat sudah diperkenalkan seni dan budaya salah satunya melalui kegiatan menenun.
Kegiatan menenun sendiri telah dilakukan secara turun-temurun hingga saat ini. Hal tersebut dilakukan tentunya demi melestarikan seni tenun. Cara membuatnya pun cukup unik. Kain tenun terbuat dari benang-benang yang telah diikat terlebih dahulu dan dicelupkan pada pewarna dari akar dan pepohonan.
Pada zaman dahulu, kain tenun banyak digunakan sebagai busana sehari-hari. Namun, seiring berkembangnya zaman, fungsi kain tenun pun berubah, yakni digunakan untuk kebutuhan adat seperti upacara, perkawinan dan pesta.
Bagi sebagian besar masyarakat NTT menganggap tenun sebagai harta berharga yang bernilai tinggi. Dikatakan demikian karena dilihat dari proses tingkat kesulitan pada kain tersebut.
Jadi, tidak heran apabila harga dari tenun dari NTT terbilang cukup mahal. Karena proses yang dihasilkan dari setiap penenun pun berbeda-beda. Bahkan, harga satu kain tenun ikat NTT bisa dijual hingga ratusan juta rupiah.
Selain itu, motif pada kain tenun ikat NTT ini beragam. Diketahui motif pada kain tenun khas NTT terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu tenun ikat, tenun buna, dan tenun lotis (sotis) atau lebih dikenal lagi dengan nama songket. Berikut penjelasan singkatnya:
1. Tenun Ikat
Biasanya dalam pembuatan Tenun Ikat digunakan benang lungsi. Seperti namanya, kain Tenun Ikat diproses dengan cara menggabungkan serta mengikat benang tersebut secara memanjang.
2. Tenun Buna
Untuk kain Tenun Buna biasanya dibuat dengan motif corak pada kain yang benangnya diwarnai terlebih dahulu. Setelah kain tersebut selesai dibuat, maka akan menghasilkan berbagai motif berwarna yang mampu memikat mata.
3. Tenun Lotis
Kain Tenun Lotis dikenal juga dengan sebutan kain Songket. Proses pembuatan kain Tenun Lotis pun hampir mirip dengan Tenun Buna.
Kain tersebut memiliki beragam jenis warna, terutama pada warna dasar gelap seperti hitam, coklat, biru tua dan merah hati. Untuk mewarnai kain tersebut biasanya didapat dari bahan alami semacam tauk, mengkudu, kunyit, dan tanaman alami lainnya.