Jika kamu penggemar berat Leonardo DiCaprio, mungkin tahu jika aktor Hollywood tersebut pernah menyambangi Kawasan Ekosistem Leuser di sebelah tenggara Aceh pada 2016. Nah, saat kunjungan tersebut, ia didampingi oleh konservasionis perempuan bernama Farwiza Farhan.
Yups, Farwiza Farhan merupakan penjaga hutan sekaligus konservasionis perempuan yang telah berkomitmen melestarikan alam di Kawasan Ekosistem Leuser. Atas komitmen dan kinerjanya tersebut, ia mendapatkan penghargaan Pritzker Emerging Environmental Genius Award 2021 dari Institute of the Environment and Sustainability, University of California, Los Angeles, Amerika Serikat.
Penghargaan tersebut merupakan apresiasi tahunan yang diberikan kepada individu berusia di bawah 40 tahun yang telah menjadi inovator di bidang tertentu. Penghargaan tersebut tidak hanya berupa piagam saja, melainkan uang tunai sebesar USD100.000 atau sekitar Rp1,4 miliar (kurs Rp.14.000).
“Selamat kepada David, Farwiza (Farhan), dan Chook-Chook karena telah memiliki keberanian untuk memimpin komunitas Anda dan generasi pemimpin lingkungan berikutnya,” ujar Tony Pritzker, selaku anggota dewan penasihat dari Institute of the Environment and Sustainability, UCLA dalam keterangan resmi pada Senin (22/11/2021).
Wiza (panggilan Farwiza Farhan) diketahui telah bekerjasama dengan masyarakat dan pengadilan kota Aceh untuk melindungi Ekosistem Leuser yang banyak dihuni oleh hewan-hewan langka seperti Harimau Sumatra, Gajah Sumatra, Badak, hingga Orang Utan.
Selama menjadi penjaga hutan Leuser, Wiza pun telah berkomitmen untuk melayani masyarakat dan satwa liar di provinsi Aceh. Salah satu contoh kongkritnya yaitu, membantu masyarakat di sekitar Kawasan Ekosistem Leuser untuk menggugat rencana pembangunan yang dapat melegitimasi skema jalan dan pembangkit listrik tenaga air, hak untuk menanam pohon kelapa sawit dan pemukiman baru di ekosistem.
Untuk melawan para perusak ekosistem di Kawasan Leuser, calon penerima gelar PhD di Department of Cultural Anthropology and Development Studies, Radboud University, Nijmegen, Belanda ini membentuk organisasi bernama HAkA (Hutan Alam dan Lingkungan Aceh) bersama rekan dan masyarakat setempat.
Selain itu, Wiza pun mendapat pujian dari anggota Dewan Kota Los Angeles, Kevin De Léon atas apa yang telah ia kerjakan sebagai peneliti dan ahli konservasi hutan, di mana saat ini secara global, issue mengenai perubahan iklim perlahan terbukti terjadi di berbagai belahan dunia.