Salah satu penyakit yang diderita perempuan di Indonesia di era digitalisasi saat ini adalah Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau dikenal dengan Sindrom Ovarium Polikistik. Penderita PCOS, disebut mengalami kelainan pada produksi dan metabolisme hormon androgen dan estrogen yang dapat mengganggu proses ovulasi, yaitu dilepaskannya sel telur dari indung telur yang dapat mengakibatkan kesuburan terganggu.
Melihat hal ini, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) membuat aplikasi bernama PCOS Tracker Indonesia untuk membantu memudahkan para penderita Polycystic Ovary Syndrome untuk tetap bisa menjalani serta menjaga hidup sehat di tengah terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan dan aktivitas olahraga saat ini.
Pada aplikasi ini, para penderita PCOS bisa mengetahui dan mencari informasi mengenai terapi yang dibutuhkan penderita Sindrom Ovarium Polikistik. Dengan menggunakan metode food diary, PCOS Tracker Indonesia dapat mengetahui makanan sehat yang dibutuhkan penderita PCOS serta memberikan catatan kalori yang dikonsumsi oleh pengguna aplikasi.
Selain itu, pengguna aplikasi dapat mencatat makanan yang dikonsumsi secara real time dalam periode 24 jam terakhir. PCOS Tracker Indonesia juga menggunakan activity tracker untuk mencatat kalori yang dikeluarkan pengguna aplikasi.
Cara kerja pada aplikasi ini, kebutuhan kalori pengguna akan dihitung dari data fisik yang dimasukkan di awal, dengan cara pengguna dapat mencatat aktivitas yang dilakukan beserta durasinya, kemudian secara otomatis dikonversikan oleh aplikasi menjadi jumlah kalori yang dikeluarkan.
Apabila kalori harian yang dikonsumsi melebihi batas, maka aplikasi ini akan memberikan notifikasi. Fitur lain yang menarik dari aplikasi ini adalah Fitur Kalender Haid dan Kalender Kesuburan bagi pengguna yang sedang menjalankan program hamil.
Bagi,pengguna yang menjalankan program hamil bisa digunakan untuk mengetahui siklus haid normal, dengan begitu pengguna bisa mengetahui masa-masa subur. Mengenai kunci mengatasi PCOS sendiri diketahui dengan melakukan olahraga teratur, menjaga pola makan yang sehat dan pola hidup sehat.
Menurut salah satu ahli fertilitas dan endokrinologi reproduksi RSUPN sekaligus staf pengajar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. R. Muharam, SpOG(K)-FER, MPH menjelaskan jika saat ini, aplikasi PCOS Tracker Indonesia masih dalam tahap prototipe dan berharap ke depanya dapat dikembangkan jauh lebih baik lagi.
“Harapannya, penderita PCOS di Indonesia bisa terbantu dengan kehadiran aplikasi ini. Masih banyak yang bisa dikembangkan ke depannya. Activity tracker yang tersinkronisasi dengan gadget pengguna dapat menggunakan konsep gamifikasi, rekomendasi resep makanan sehat untuk pengguna PCOS, dan banyak lagi,” ujar dr Muharam seperti dikutip salah satu media online.
Sekedar informasi saja, penelitian dan pembuatan aplikasi PCOS Tracker Indonesia ini merupakan program dari FK UI bernama ‘Hibah Pengabdian Masyarakat UI Tahun 2020 yang didukung oleh beberapa dokter dari Departemen Ilmu Gizi seperti Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK dan dr. Nora Sutarina, SpKO dari Departemen Kedokteran Olahraga.