Sampaijauh.com
  • Terbaru
  • Perindustrian
    • Logam
    • Kreatif
    • Pariwisata
    • IKM
    • Mamin
    • Otomotif
    • Ragam Industri
  • Inspirasi Nyata
    • Tokoh Inspiratif
    • Kelompok Inspiratif
    • Produk Inspiratif
  • Hiburan
    • Agenda
    • Gaya Hidup
    • Olahraga
    • Trending
  • Sains dan Teknologi
  • Cerita Korporasi
  • Kreasi
    • Foto
    • Video
No Result
View All Result
Sampaijauh.com
No Result
View All Result
Home Sains dan Teknologi

Multitasking adalah Mitos: Hingar Bingar Produktivitas di Era Digital

Menurut para ahli dan peneliti, multitasking bahkan membuat lelah.

Penulis :Debby Utomo| Editor :Geraldus Aldinuary
November 9, 2022
in Sains dan Teknologi
Waktu Baca: 5 menit
0 0
0
Multitasking adalah Mitos

Ilustrasi multitasking adalah mitos. Foto: pexels.com/gustavofring.

39
VIEWS
Bagikan ke Whatsapp

Ketika bekerja, apakah Sobat SJ adalah tipe karyawan yang membuka banyak tab task dalam waktu bersamaan? Atau, ketika sedang mengerjakan skripsi, kalian sembari cek Instagram? Bahkan, ketika mengendarai mobil, kalian juga sambil telponan? Multitasking boleh, namun kalian perlu tahu bahwa multitasking adalah mitos!

ArtikelTerkait

BRIN Buka Program Research Assistant

BRIN Buka Program Research Assistant, Cek Persyaratannya!

March 29, 2023
Jaringan 6G

Menyambut Jaringan 6G di Masa Depan

March 27, 2023

via GIPHY

Yaps, pada dasarnya, multitasking yang seolah membuat kita memiliki perasaan lebih produktif karena mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu bersamaan adalah mitos belaka. Ih, kenapa bisa begitu, ya?

Arti multitask sendiri adalah usaha untuk menyelesaikan beragam tugas dengan waktu bersamaan. Namun menurut Dr. Sahar Yousef, seorang cognitive neuroscientist dari UC Barkeley memaparkan kalau multitasking adalah mitos. 

“Apa yang sebenarnya manusia lakukan adalah berpindah tugas secara cepat (bukan multitasking). Setiap manusia melakukan perpindahan tugas tersebut, manusia harus membayar ‘biaya’ berupa energi atau waktu yang mereka miliki,” jelasnya, dikutip Creative Cloud Adobe. 

Faktanya, multitasking memiliki dampak buruk bagi seseorang, loh, Sob. Simak penjelasannya di bawah ini, deh.

1. Multitasking Bikin Otak Terbebani

Menurut Daniel Levitin, profesor di bidang behavioral neuroscience dari University of Berkeley, berpindah tugas secara cepat mengharuskan seseorang melakukan biological cost yang membuat kita lelah.

Hal ini disebabkan, sebenarnya otak manusia tidak didesain untuk melakukan multitasking. Otak kita berkembang dan berevolusi untuk menjadi mono tasker alias berpikir dan mengerjakan satu hal dalam satu waktu. Menurut penelitian, ketika kita berpindah tugas secara cepat, sebenarnya otak manusia jadi bekerja lebih keras dan terbebani. 

via GIPHY

Penelitian di bidang lainnya juga menyimpulkan kalau dampak buruk dari multitasking lainnya adalah bikin seseorang mudah stres dan burn out, Sob. Wah, apakah kamu pernah merasakan stres karena mengerjakan banyak tugas dalam sekali waktu?

2. Multitasking Menghasilkan Karya yang Tidak Maksimal

Saat kita mengerjakan beragam tugas dalam satu waktu sekaligus, otak dituntut untuk bekerja lebih keras. Saat kita melakukan switching dari tab task A ke B, misalnya, otak kita rupanya mendapatkan attention residu di mana kita sebenarnya belum mampu sepenuhnya untuk fokus memikirkan pekerjaan B. Istilahnya, sih, otak kita masih nyantol kepikiran tab task A. 

Dr. David Meyer, dkk. pada tahun 2006 melakukan sebuah penelitian bertajuk Multitasking: Switching costs. Di dalam penelitian tersebut dijelaskan kalau multitasking malah memakan waktu sedikit lambat daripada mono tasking. Meyer mengatakan jika pekerja bisa mengalami mental block ketika melakukan switching ketika berpindah tugas, hal ini bahkan menghabiskan 40 persen waktu produktif seseorang. 

via GIPHY

Dengan sistem penyelesaian yang ternyata lebih lambat, bukan tidak mungkin karya atau pekerjaan yang dihasilkan seorang multitasker tidak maksimal karena dikejar oleh tenggat waktu untuk menyelesaikan ‘beraneka’ pekerjaan. Mau nggak mau, seseorang membutuhkan tenaga lebih agar pekerjaan tersebut tepat dan cepat selesai. 

3. Multitasking sebabkan Gangguan Fisik

Selain bikin seseorang stres dan burnout, multitasking terbukti dapat meningkatkan detak jantung dan kadar hormon stres kortisol.

via GIPHY

Tak hanya itu, dilansir Very Well Mind, risiko terserang penuaan otak dini, dan kontrol impuls jadi buruk adalah beberapa gangguan fisik yang bakal dirasakan ketika terlalu sering multitasking. 

Lalu, Apa yang Harus Dilakukan agar Tidak Terkena Dampaknya?

Ketika sudah mengetahui bahwa multitasking adalah mitos, maka solusi yang bisa dilakukan agar tidak terkena dampaknya adalah berganti mode kerja; menjadi monotasking. Sebab, otak kita lebih cocok untuk mengerjakan satu tugas pada satu waktu, lalu berpindah ke tugas lainnya saat pekerjaan sebelumnya sudah selesai.

Sobat SJ bisa tentukan skala prioritas pekerjaan terlebih dahulu, ya, mana yang akan diselesaikan duluan, nih. Misal, kamu mengerjakan tugas yang penting atau mudah terlebih dahulu agar memiliki banyak waktu untuk menyelesaikan tugas skala sulit. Dengan menentukan skala prioritas, kita bisa alokasikan waktu untuk bekerja fokus dengan hasil maksimal. 

via GIPHY

Seperti kata Dr. Sahar Yousef, “you’re the designer, you know your brain and your own conscious experience,” yang artinya kurang lebih seperti ini, “kamu adalah ‘desainer’, kamu yang mengetahui cara kerja otakmu dan pengalaman yang kamu dapatkan dalam keadaan sadar sepenuhnya.”

Tags: cara kerjamultitaskingmultitasking adalah mitossains dan teknologisampaijauh

Artikel Terkait

BRIN Buka Program Research Assistant
Sains dan Teknologi

BRIN Buka Program Research Assistant, Cek Persyaratannya!

March 29, 2023
Jaringan 6G
Sains dan Teknologi

Menyambut Jaringan 6G di Masa Depan

March 27, 2023
Indonesia Memasuki Masa Pancaroba
Sains dan Teknologi

Indonesia Memasuki Masa Pancaroba?

March 27, 2023
Bard Saingan ChatGPT
Hiburan

Bard, Saingan ChatGPT dari Google

March 23, 2023
Pemanasan Global Nyata
Sains dan Teknologi

Pemanasan Global Nyata, BMKG Beri Data Valid

March 21, 2023
Mengenal Justice Collaborator
Sains dan Teknologi

Mengenal Justice Collaborator dan Penerapannya di Indonesia

March 16, 2023

Terpopuler

  • 8 tahapan pembuatan sepatu

    Begini 8 Tahapan Pembuatan Sepatu di Pabrik Manufaktur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Becak Motor akan Dihilangkan di Yogyakarta, Diganti Becak Listrik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 15 Istilah dalam Dunia Tambang yang Sering Dijumpai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terapkan Teknik STOP untuk Mindfulness dan Atasi Cemas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 18 Unit Polisi di Indonesia, Ada yang Kerja Bareng Anjing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • BUMN Tower di IKN Jadi yang Tertinggi se-Asia Tenggara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sampaijauh.com

© 2023 #inspirasinyatasekitarkita

Navigate Site

  • About Us
  • Pedoman Media Siber
  • Syarat dan Ketentuan Privasi
  • Contact
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Terbaru
  • Perindustrian
    • Logam
    • Kreatif
    • Pariwisata
    • IKM
    • Mamin
    • Otomotif
    • Ragam Industri
  • Inspirasi Nyata
    • Tokoh Inspiratif
    • Kelompok Inspiratif
    • Produk Inspiratif
  • Hiburan
    • Agenda
    • Gaya Hidup
    • Olahraga
    • Trending
  • Sains dan Teknologi
  • Cerita Korporasi
  • Kreasi
    • Foto
    • Video

© 2023 #inspirasinyatasekitarkita

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Go to mobile version