Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Indonesia sedang gencar-gencarnya membangun produksi kendaraan listrik. Oleh karena itu, kini Indonesia berupaya untuk kerja sama dengan negara-negara yang memiliki cadangan lithium, khususnya seperti di Amerika Selatan. Harapannya agar bisa membangun jaringan dengan penyedia bahan baku pokok untuk kendaraan listrik.
Salah satu caranya melalui G20, pertemuan ini menjadi momen dimana Indonesia mulai mendorong transisi. Menurut Staf Khusus Menteri Luar Negeri RI untuk Diplomasi Kawasan I Gede Ngurah Swajaya hadirnya kendaraan listrik ini sesuai dengan agenda Indonesia.
“Wujud agenda ini adalah produksi kendaraan listrik,” ujar Swajaya pada Jumat (16/9/2022) di Jakarta.
Meskipun Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel, timah, tembaga, dan bauksit untuk memproduksi kendaraan listrik. Namun, kebanyakan lithium global berada di Benua Amerika. Lantaran, kini terdapat 59,9% cadangan lithium berada di enam negara di Amerika Selatan.
Nah, keenam negara ada apa saj. ya? Pertama, ada Bolivia dan Argentina yang punya 45 persen cadangan lithium global. Selanjutnya ada Chile dan Meksiko yang masing-masing memiliki 11 persen dan 1,9 persen cadangan lithium.
Kemudian, negara berikutnya ada Brasil dan Peru yang masing-masing punya 1 persen lithium. Sementara Amerika Serikat dan Kanada, memiliki 10,3 persen dan 3,3 persen.
Dengan demikian, Swajaya mengatakan bahwa Amerika Selatan merupakan negara yang berpotensi besar dalam menjalin kerja sama perekonomian dan pasar ekspor. Karena melihat dari beberapa tahun terakhir, Indonesia sukses lewat ekspor sektor otomotif ke sana.
Sebagai informasi tambahan, kerja sama antara Indonesia dan Amerika ini terjalin melalui perhelatan Indonesia – Latin America and the Caribbean Business Forum 2022 (INA-LAC 2022) yang diselenggarakan sejak 2019. Meskipun sempat digelar secara online pada 2020-2021, tetapi di 2022 ini forum tersebut akan diselenggarakan di Tangerang pada 17-18 Oktober 2022. Forum ini menjadi andalan dalam menjalin kerja sama Indonesia di Amerika Latin.
“Ke depannya kami berharap semakin banyak ekspor Indonesia ke sana. INA-LAC salah satu cara membuka pasar ke sana,” tuturnya.
Semoga upaya kerja sama Indonesia-Amerika Selatan dalam membangun jaringan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kendaraan listrik bisa terwujud, ya, Sobat. Ke depannya kita doakan semakin erat menjalin kerja sama dengan negara-negara cadangan lithium lainnya.