Teknologi metaverse yang sudah wara-wiri nggak hanya di tataran global namun juga mulai populer di Indonesia kini udah masuk ranah pendidikan, Sob. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menunjuk Universitas Teknorat Indonesia (UTI) sebagai universitas pelopor pendidikan metaverse di Indonesia.
Pemilihan UTI sebagai universitas pelopor pendidikan metaverse di Indonesia ini diungkap oleh Ketua Thematic Academy Kemenkominfo Sri Ariyanti, MT, tidak terlepas dari predikat UTI sebagai Perguruan Tinggi Swasa (PTS) terbaik di Indonesia
“Kalau dilihat dari track record-nya, Universitas Teknokrat ini adalah kampus swasta nomor 1 versi Webometrics dan karena itu kami langsung menuju kemari,” kata Sri Ariyanti, Kamis (16/2), melansir dari Radar Lampung.
Selain itu, teknologi metaverse tentunya juga akan sesuai mengingat 70% mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia ada di jurusan teknik.
Nantinya, Sri Ariyanti menyatakan mahasiswa di universitas akan disosialisasikan tentang pentingnya pendidikan metaverse dan dilatih. Guna bisa diaplikasikan dalam kehidupan di perkuliahan dan sehari-hari.
”Seberapa penting juga bagi masyarakat dan mahasiswa. Mereka bisa mengaplikasikan ini dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan,” urainya.
Mahasiswa juga diharapkan tak hanya menggunakan metaverse namun juga menciptakan metaverse sendiri. Teknologi metaverse terungkap mampu menunjang beberapa sektor kehidupan. Terutama di sektor pendidikan, perdagangan, industri, dan pariwisata.
Pihak universitas yaitu Rektor Universitas Teknokrat Indoneia Dr. HM. Nasrullah Yusuf, S.E., MBA dan Wakil Rektor Dr. Mahathir Muhammad, S.E., M.M. mengungkapkan rasa terima kasih kepada Kemkominfo karena telah didapuk jadi pelopor pendidikan metaverse di perguruan tinggi.
“Ini tentunya kami sambut baik. Dengan adanya pelatihan metaverse untuk mahasiswa dan masyarakat umum,” tegas Mahathir.
Menurut Mahathir masih banyak hal yang perlu dilakukan agar masyarakat mengetahui tentang metaverse. Salah satunya dengan cara membuat metaverse bisa menjadi inspirasi masyarakat, khususnya dunia perguruan tinggi supaya tidak hanya menjadi pengguna, namun juga pencipta.
“Tugas kami di kampus, memastikan agar hal ini bisa ter-link dengan kurikulum kampus, sehingga mahasiswa-mahasiswa bisa terpacu untuk memciptakan metaverse sendiri,” tambah Mahathir.
Sebelumnya, di UTI sendiri memang kerap memberikan pelatihan metaverse kepada pelajar yang ada di Lampung. Mulai dari SD, SMP, SMA, MA hingga SMK. Sekolah-sekolah tersebut dilatih membuat metaverse melalui teknologi augmented reality.