Dalam dunia psikologi, mindfulness dinilai mampu merawat dan meningkatkan kesehatan mental harian seseorang. Sederhananya, sih, mindfulness efektif untuk mengurangi stres serta meningkatkan kebahagian.
Dilansir laman SANE Australia, mindfulness sudah hadir di masyarakat sejak 2.500 tahun lalu. Namun teknik ini baru dibicarakan dan diterapkan pada terapi psikologi media tahun 1970-an.
Salah satu teknik mindfulness yang patut kamu kenali adalah S.T.O.P, Sob. Dikutip laman Psych Central, teknik STOP sering diajarkan sebagai bagian dari teknik terapi Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR). Tak hanya berguna bagi kesehatan mental, teknik terapi ini juga bermanfaat bagi fisik kamu, Sob.
Berdasarkan jurnal bertajuk Attitudes in the American Workplace VII (The Seventh Annual Labor Day Survey Telephone Polling for The Marlin Company) yang dirilis Harris Interactive, sekitar 80 persen karyawan melaporkan kalau mereka mengalami stres di tempat kerja dan membutuhkan bantuan untuk memelajari cara mengelolanya. Dan, mindfulness jenis teknik STOP dinilai sempurna untuk mengatasi stres karena membawa kamu keluar dari mode fight-or-flight mode dan menjadikan kamu lebih rileks, pikiran jernih, dan mental lebih tenang.
Penerapan Teknik STOP
Penerapan teknik STOP cukup mudah, Sob. Metode ini bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Terutama ketika kamu merasakan stres, marah, dan kesal. Ada empat langkah dasar dari teknik ini, yaitu:
- S: Stop (Berhenti)
- T: Take a Breath (Ambil napas)
- O: Observe (Mengamati)
- P: Proceed (Proses)
Psikolog Marsha M. Linehan menjelaskan secara detail bagaimana implementasi dari teknik STOP. Dilansir DBT Tools, berikut ini langkah-langkahnya, Sob:
1. S (Berhenti dan Mundur)
Setiap harinya kita mengalami momen panik; baik karena deadlines, percakapan yang ribet, ketidaknyamanan gegara keluar dari comfort zone, hingga interview kerja. Kuncinya, jangan jerumuskan dirimu pada kecemasan. Berhenti sejenak terlebih dahulu untuk menenangkan diri karena cemas, lalu buat dirimu rileks agar tenang.
2. T (Ambil Napas dan Istirahat)
Sulit untuk berpikir jernih ketika kamu ada di dalam mode fight-or-flight mode. Kamu bisa ambil jeda sejenak dengan istirahat dari berbagai keriuhan. It’s ok not to be okay, gitu, deh. Selepas kamu mengambil jeda, mari kembali lagi ke prioritas utama dengan kondisi yang lebih tenang.
3. O (Mengamati)
Dalam stres tingkat tinggi, Linehan menjelaskan wajar kalau kamu mendadak kaku gitu, Sob. Kalau kamu mengalami hal ini, ada baiknya amati pula sekitar apa yang sedang terjadi. Rasakan keberadaan kamu hari ini hingga detik saat itu.
“Siapa yang ada di sebelahmu? Apa yang ada di sekitarmu? Apa yang kamu miliki hari ini? Adalah beberapa hal yang bisa disadari bahwa kamu hidup di hari ini,” terangnya.
4. P (Proses)
Setelah semua step sudah kamu lakukan, langsung saja kamu proses, Sob. Apalagi ketika kamu sedang mengalami kesulitan dalam berdiskusi atau kesukaran fokus ketika bekerja.
Namun ketika proses sudah berjalan dan kamu mengalami hambatan, tak ada salahnya untuk skip pertanyaan menuju topik obrolan berikutnya, atau meminta izin berhenti sejenak kepada lawan bicara; contohnya ketika ngobrol.
Teknik STOP memang terlihat sepele dan mudah dilakukan, sih, Sob. Namun ketika kamu sudah mampu menerapkan teknik STOP ini secara kontinu, dijamin kamu bisa menangani kecemasan sosial yang kamu rasakan. Pasalnya, metode mindfulness yang satu ini mampu meningkatkan percaya diri, mengurangi negative talk serta stres, dan memudahkan dirimu untuk menentukan keputusan di kehidupan sosial.