Investor dunia mulai tertarik untuk mendanai startup mikrobioma, Sob. Kamu sendiri, sudah tahu belum tentang startup jenis ini? Kalau secara pengertian sederhana, mikrobioma adalah ekosistem kompleks yang terdiri dari mikroorganisme seperti bakteri, virus hingga jamur yang hidup di permukaan bahkan dalam tubuh semua makhluk hidup.
Tak hanya produk obat-obatan, suplemen makanan pun termasuk, ya. Mengapa pada akhirnya banyak investor berbondong-bondong tertarik pada startup mikrobioma? Pasalnya startup tersebut dianggap sebagai ‘microchip generasi pertama’.
Mitra pengelola Sequoia Capital yakni salah satu modal ventura terbesar di dunia, Roelof Botha menjelaskan minat perusahaan berinvestasi ke startup mikrobioma karena adanya ketertarikan masyarakat terhadap bioma kompleks usus manusia.
“Secara tidak sengaja, kita memasuki era di mana kita memiliki sikap bermusuhan antar manusia dan bagian dari alam lainnya. Kita menggunakan antibiotik dan sabun secara berlebihan. Dan sekarang kita akan kembali ke keseimbangan,” imbuh Roelof Botha.
Keunggulan Startup Mikrobioma bagi Investor
Bisnis probiotik dan suplemen termasuk memiliki potensi nutraceutical. Bagi investor, ada dua keunggulan dari bisnis tersebut, Sob:
- Pendapatan berulang yang stabil karena banyak orang meminum pil setiap hari atau produsen makanan yang memakai sebagai bahan tambahan untuk mengontrol insulin, memperbaiki pencernaan, atau mencoba menurunkan berat badan.
- Regulasi tidak ketat karena bahan-bahan yang dipakai harus dianggap aman dan produsen tidak dapat memasarkan suplemen yang lebih efektif daripada yang ditunjuk oleh penelitian. Namun nggak seketat obat-obatan dan makanan.
Potensi Startup Mikrobioma di Indonesia
Potensi startup mikrobioma di Indonesia rupanya sudah mulai dilirik oleh investor global pula, Sob. Contohnya adalah startup yang memproduksi vitamin Youvit, mereka sukses raih pendanaan B sebesar US$ 6 juta atau sekitar Rp93,6 miliar pada akhir Oktober. Dana ini berasal dari Unilever dan konglomerat asal India yakni Wipro Consumer Care & Lighting.
“Youvit siap mendisrupsi pasar vitamin dan suplemen yang besar di Asia Tenggara. Kami berharap dapat bermitra dengan Wouter dan Maarten (pendiri Youvit lainnya) saat mereka membangun kategori kesehatan di pasar yang menarik ini,” terang Pawan Chaturvedi, partner di Unilever Venture.
Selain itu pada tahun 2020, East Ventures mengabarkan kalau pendanaan tahap awal untuk startup bidang teknologi genomika yakni Nusantics. Perusahaan rintisan ini mengklaim sebagai startup Indonesia pertama yang mampu menganalisis profil mikrobioma.
Selain Nusantics, East Ventures juga suntikkan dana ke startup Nalagenetics yang fokus pada produk bioteknologi yang menganalisis data genetik serta menghasilkan produk berupa personalisasi obat, nutrisi hingga skrinning.
Menurut Co-Founder dan Managing Partner Ideosource dan Gayo Capital, Edward Ismawan, startup mikrobioma mulai ada di Indonesia namun belum banyak. Ia juga menambahkan kalau investasi di sektor ini memiliki periode maturity yang lebih lama. Oleh sebab itu nggak semua modal ventura melirik dan mampu berinvestasi di sektor ini. Namun menurutnya, peluang sektor ini sangat besar bagi yang berhasil, Sob.