Saat ini Korea Selatan sedang digemparkan dengan adanya Amoeba pemakan otak yang memicu korban jiwa untuk pertama kali pada Senin (27/12/2022). Lalu, seberapa berbahayanya makhluk satu ini?
Seperti dijelaskan Badan Pencegahan dan Kontrol Penyakit Korea (KDCA), awal Amoeba berbahaya tersebut ditemukan saat pria berusia 50 tahun asal Thailand meninggal secara misterius. Setelah diteliti, KDCA melaporkan Amoeba pemakan otak ini berasal dari Naegleria folweri dan gen dalam pria tersebut 99,6 persen mirip pasien penderita meningitis.
Amoeba jenis Naegleria sendiri merupakan organisme bersel tunggal yang hidup di alam bebas dan cuma bisa dilihat dengan bantuan mikroskop. Biasanya, makhluk ini biasanya ditemukan di air tawar yang hangat seperti danau, sungai, dan mata air panas serta tanah.
Namun, berbeda dengan jenis Naegleria biasa, Amoeba pemakan otak atau Naegleria folweri hanya satu-satunya yang bisa menginfeksi manusia. Kondisi ideal bagi makhluk ini adalah berada pada temperatur yang tinggi hingga 46 derajat Celcius.
Naegleria folweri menginfeksi orang ketika air yang mengandung Amoeba masuk ke tubuh melalui hidung. Ini biasanya terjadi saat orang berenang, menyelam, atau saat mereka meletakkan kepala di bawah air tawar, seperti di danau dan sungai.
Setelah masuk melalui pernafasan atau hidung, Amoeba mematikan tersebut perlahan mulai berjalan ke area otak, di mana ia menghancurkan jaringan otak dan menyebabkan infeksi menghancurkan atau disebut dengan meningoensefalitis amebic primer (PAM).
Sekedar informasi saja, kasus mematikan seperti ini pada dasarnya sangat jarang terjadi. Namun kasus yang pernah ditemukan, orang terinfeksi Naegleria fowleri dari air yang terdapat di tempat rekreasi yang tidak memiliki cukup klorin di dalamnya, seperti kolam renang, tempat bermain air, hingga taman selancar.
Meskipun demikian, makhluk tersebut tidak menyebar melalui uap air atau bentuk aerosol seperti kabut atau alat pelembab udara, serta air minum yang dapat diminum.
Mengenai ciri-ciri pasien yang mengalami infeksi Amoeba satu ini pada awalnya disebut mirip penyakit meningitis yang berlangsung dari 1 sampai 12 hari sejak terinfeksi, tetapi biasanya berlangsung di hari kelima.
Adapun gejala awal itu di antaranya sakit kepala, demam, mual hingga muntah, leher kaku, linglung, kurang perhatian terhadap lingkungan sekitar, kejang, halusinasi, dan koma. Setelah gejala dimulai, penyakit ini berkembang pesat mulai dari hari kelima hingga 18 dengan menyebabkan kematian yang diakibatkan dari jaringan otak yang hancur usai pembengkakan.