Salah satu mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, bernama Yohanes Soubirius Santo baru-baru ini mendapatkan juara dalam United Nations Development Programme From the Desk of the Executive Secretary yang diselenggarakan PBB di Inggris dan Art and Artisans oleh Integrated Learning Institute For Sustainable Development di Kanada.
Yohanes Soubirius Santo, mahasiswa program studi pendidikan seni rupa Undiksha ini menjelaskan, jika event besar ini diikuti oleh puluhan ribu orang yang terdiri dari serikat pekerja, asosiasi, badan perusahaan, seniman, pekerja seni, dan pengrajin seni dari 193 negara.
“Kedua event ini berlangsung pada Januari sampai Februari 2021. Yang di PBB diadakan di London, Inggris. Saya terpilih sebagai pemenang. Yang di Kanada di Lombard Eve, saya juga terpilih menjadi juara satu,” terang Yohanes seperti dikutip website resmi Undiksha.
Dalam acara PBB, Yohanes memamerkan karya berupa seni prasi bertema tentang kebudayaan dari kampung halamannya, yakni NTT. Siapa sangka, karya yang menjadi juara tersebut merupakan tugas akhir penciptaannya dalam kuliah.
“Pada karya ini saya mengangkat tema tentang kebudayaan dari daerah asal saya yaitu NTT. Di sini saya mencoba memvisualisasikan tentang beberapa kebudayaan yang ada di sana,” ujar Yohanes.
Sedangkan untuk karya yang dipamerkan di Kanada, Yohanes membuat karya seni ‘drawing’ yang bertemakan tentang perebutan peran di masa pandemi ini.
“Karena saya merasa masa pandemi ini bukan dijadikan masa peralihan dalam perbaikan diri. Melainkan digunakan sebagai ajang berebut peran dalam mengambil materi, kekuasaan, jabatan, dan yang lainnya,” lanjutnya.
Karya-karya Yohanes tersebut, telah ia buat setahun sebelum event berlangsung. Tujuan ia mengikuti dua kompetisi tersebut adalah untuk berkarya tidak untuk kepentingan pameran. Ia juga berharap, karyanya dapat menjadi terapi kesehatan bagi setiap makhluk hidup.
“Inilah sudut pandang saya tentang dunia kesenian, di mana kesenian memang tidak bisa menjadi obat dari suatu penyakit, namun kesenian dapat menjadi suatu terapi kesehatan yang dapat memulihkan segala ketidaknyamanan yang ada dalam jiwa dan raga setiap makhluk,” tutupnya.
Di tahun ini, Yohanes mengikuti pameran di Lampung dan pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dalam menyambut Bulan Bahasa yang berlangsung setiap Oktober.