Penderita kanker acapkali menyendiri dan resah ketika mengetahui kondisi kesehatannya semakin menurun, terutama anak-anak. Peran orang tua, keluarga, atau bantuan dari sekitar tentu menjadi sangat penting agar memberikan ‘ruang nafas’ bagi penderita.
Melihat keresahan ini, tercetuslah Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia atau yang biasa dikenal Pita Kuning. “Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia berawal dari sebuah inisiatif kecil untuk membantu adik-adik pasien kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais pada Ramadhan 2006 melalui sebuah program siaran radio swasta di Jakarta. Dari inisiatif tersebut, kemudian lahirlah sebuah komunitas Community for Children with Cancer (C3). Pada 2007, komunitas ini berubah bentuk menjadi sebuah yayasan,” ungkap Pandji Pragiwaksono, Pembina Pita Kuning.
Dalam mempelajari fakta dan permasalahan kanker anak di Indonesia, yayasan ini memahami kebutuhan penyaluran bantuan yang mengacu pada kesesuaian dari Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN). “Di dalam acuan tersebut, dikatakan bahwa penanggulangan kanker yang efektif harus sejalan dengan pengetahuan informasi, pengobatan, dan perawatan,” imbuh Pandji Pragiwaksono. Pandji juga menjelaskan, Pita Kuning mengambil bagian dalam perawatan paliatif demi meningkatkan kualitas hidup anak dengan kanker. Terutama mereka yang berasal dari keluarga prasejahtera.
Setelah berdiri selama 13 tahun lamanya, beberapa layanan yang konsisten diberikan oleh Pita Kuning kepada anggotanya terbagi menjadi tiga hal yakni layanan dana bantuan yang digunakan untuk pengobatan sekaligus biaya dukungan dalam memenuhi kenyamanan pasien kanker anak, lalu ada dana pengobatan bagi anggota yang tidak dibantu oleh BPJS, ketiga adalah dana perawatan untuk membiayai perawatan kanker sesuai rekomendasi dokter, dan terakhir pembayaran BPJS kelas 3 untuk anggota keluarga.
Yayasan Pita Kuning juga memberikan pendampingan dari relawan bagi anggota yang telah mendapatkan dana bantuan. Pendampingan ini bertujuan untuk memonitor kondisi anak dan keluarga, juga untuk membantu menjaga dan meningkatkan kualitas hidup anak dan keluarganya dalam menjalani proses pengobatan dan perawatan kanker. “Pendampingan ini sifatnya edukatif dan psikis. Seperti kegiatan penyaluran jasa pendampingan, ini kegiatan pendampingan yang diformulasikan atas dasar ilmu psikologis klinis, anak, keluarga, dan pendidikan. Pendampingan ini diberikan oleh tim relawan yang telah dibekali khusus bagi kebutuhan pasien kanker anak,” jelas Pandji.
Yayasan Pita Kuning berharap, keberadaan mereka dapat membantu menanggulangi keterbatasan. Baik dari segi finansial maupun psikososial melalui berbagai program yang mereka lahirkan.
Selain itu, Yayasan Pita Kuning sedang berusaha menjadi sebuah yayasan yang lebih profesional yaitu sebagai layanan penyaluran dana bantuan kesehatan dengan tambahan layanan aktivitas pendidikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan langsung kepada pasien kanker anak yang tergolong tidak mampu.