Didirikan pada tahun 2004 di Denpasar, Yayasan Mercy Indonesia semula bergerak untuk menampung anak-anak yatim piatu korban kerusuhan Timor Timur.
Kala itu, di tahun 1999, sang founder yakni Paulus Wiratno menjadi saksi dari kerusuhan yang terjadi di Timor Timur.
“Saya melihat banyak anak yang terpisah atau kehilangan orangtuanya. Tak hanya mengalami trauma, anak-anak di sana pada saat itu harus berjuang hidup sendirian. Tak lama setelah kerusuhan di Timor Timur berakhir, saya mengunjungi Atambua dan melihat sendiri kondisi anak-anak korban kerusuhan yang sangat memprihatinkan,” paparnya.
Menurut Paulus, kondisi anak-anak yang ia temui terlantar, tidak punya tempat tinggal, dan kekurangan makanan. Keadaan itulah yang membuat Paulus tergerak untuk membantu dengan mendirikan Yayasan Mercy Indonesia.
“Pada akhirnya, yayasan ini saya dirikan dalam rangka sosial yang berfokus pada penyelamatan dan perlindungan bagi anak-anak yatim piatu, korban perdagangan manusia, serta anak yang bermasalah dengan hukum,” imbuh Paulus.
Tak berhenti pada permasalahan di Atambua, Yayasan Mercy Indonesia terus berkembang untuk memberikan pertolongan bagi anak-anak yang terlantar. Setelah bencana tsunami di tahun 2004 silam, Mercy Indonesia bersama beberapa partner mendirikan 3 panti asuhan baru yang berlokasi di Medan dan Teluk Dalam.
“Lewat panti asuhan yang dibangun, Mercy Indonesia berusaha membantu anak-anak korban bencana agar bisa hidup lebih layak dan nyaman,” imbuh Paulus.
Tak hanya di Denpasar, kini Mercy Indonesia telah memiliki 12 panti asuhan yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia seperti Atambua, Denpasar, Rote, Soe, Medan, Singkawang, hingga Waikabubak.
“Beberapa anak asuh di Yayasan Mercy Indonesia kini bisa bersekolah di sekolah umum, bahkan beberapa sudah melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi dan sudah bekerja. Semua ini berkat donasi dari relawan dan beberapa lembaga partner,” tutup Paulus.
Selain menjadi tempat penyelamatan dan perlindungan anak, Yayasan Mercy Indonesia juga mendirikan 3 pusat pelatihan anak-anak.
Melalui pusat pelatihan ini, Mercy Indonesia berfokus pada pertumbuhan fisik, emosional, edukasi, dan kerohanian yang dibutuhkan oleh anak-anak. Ada pula House of Mercy Development Center yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan dengan memberikan pelatihan keterampilan.
Yayasan Mercy Indonesia telah mendapatkan perhatian publik dengan diboyongnya beberapa penghargaan seperti Kick Andy Heroes 2015 dan Yayasan Sosial terbaik Nasional RI 2016.