Pada dasarnya vaksin diberikan untuk membentuk sistem perlindungan tubuh dari covid-19. Meskipun sudah mendapatkan dosis vaksin pertama, kemungkinan masih bisa terkena covid-19 sebelum vaksin kedua.
Pemberian dosis vaksin pertama belum bisa membentuk sistem perlindungan tubuh yang optimal. Di sisi lain, pemberian vaksin pertama sudah cukup untuk menurunkan resiko tertular covid-19 dengan gejala berat. Sistem perlindungan covid-19 baru terbentuk secara optimal ketika dua pekan setelah pemberian vaksin kedua.
Namun, menurut Direktur Eksekutif International Vaccine Access Center William Moss MD MPH mengatakan, selama masa jeda pemberian vaksin pertama dan kedua beberapa orang ada yang terkena covid-19.
Oleh karena itu, jika terkena covid-19 sebelum mendapatkan vaksin kedua, seseorang tidak perlu lagi mengulang proses pemberian vaksinasi. Cukup menunda sampai benar-benar sembuh dan melakukan isolasi selama 14 hari.
“Tunda dulu sampai sembuh lalu 3 bulan kemudian suntikan dosis kedua,” kata juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi.
Menurut rekomendasi CDC, jika seseorang terkena covid-19 sebelum vaksin kedua maka vaksinasi ditunda hingga penderita benar-benar sembuh. Jika sudah pulih, penderita tidak perlu lagi mengulang proses vaksinasi lagi.
“Data yang tersedia dari uji klinis menunjukkan bahwa mereka yang pernah terkena infeksi SARS-CoV-2 aman untuk menerima vaksin Covid-19,” ujar ahli vaksinologi dan spesialis penyakit infeksi anak dari Yale Medicine Inci Yildirim MD PhD.
Tujuan diberikannya dosis kedua vaksin bertujuan untuk menyempurnakan sistem perlindungan yang telah diberikan dari dosis pertama vaksin covid-19.
Meskipun tidak perlu mengulang kembali, vaksin sebaiknya diberikan dalam jangka waktu 21 hari untuk vaksin Pfizer-BioNTech dan 28 hari untuk vaksin Moderna. Hal ini ditentukan sejak pemberian vaksin pertama.
Di samping itu jika jeda waktu tersebut tidak memungkinkan, CDC menilai vaksin kedua masih bisa diberikan setelah enam pekan setelah suntikan vaksin pertama.
Akan tetapi, berbeda kasusnya dengan penderita covid-19 dirawat dengan monoclonal antibodies atau yang disebut juga plasma koncalesen. Penderita harus menunggu selama 90 hari sebelum menerima vaksin kedua covid-19.
Aturan tersebut pun sudah ditetapkan oleh CDC berdasarkan penelitian terbatas mengenai potensi interaksi antara terapi antibodi dengan respon imun dan vaksin.
Dalam hal ini, penderita juga tidak perlu khawatir dampak akibat penundaan vaksin kedua terhadap efikasi vaksin covid-19. Efikasi vaksin tidak akan menurun meskipun seseorang terkena covid-19 ada masa jeda vaksin pertama dan kedua.
“(Orang yang pernah terinfeksi SARS-CoV-2) memiliki respons antibodi dari vaksin yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tak memiliki riwayat infeksi SARS-CoV-2,” tutup Yildirim.