Setiap tanggal 15 Juni diperingati Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN sejak tahun 2010. Penyakit demam berdarah memang masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat karena dapat menyebabkan kematian. Namun ada sedikit kabar baik dengan kehadiran nyamuk Wolbachia penangkal demam berdarah.
Aedes Aegypti dan juga satu kawannya bernama Aedes Albocpictus adalah si pembawa virus dengue mematikan dan memasukkan ke tubuh manusia melalui gigitan. Tidak hanya virus dengue, Aedes aegypti juga membawa virus Demam Kuning (yellow fever), Chikungunya dan virus Zika.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengabarkan dalam lima dekade terakhir, ini terjadi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di dunia sebanyak 30 kali lipat. Hingga akhirnya merenggut nyawa sekitar 20.000 orang setiap tahunnya.
Sedangkan kasus DBD di Indonesia pada tahun 2020 di pekan ke-49 menyebabkan sekitar 661 orang meninggal dunia. Total kasus DBD menjadi 95.893 kasus yang tersebar di 472 kabupaten/kota dari 34 provinsi di Indonesia.
Di masa pandemi Covid-19 tentunya penyakit DBD tetap menjadi ancaman di Indonesia. Perlu diketahui bahwa nyamuk Aedes Aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan.
Nyamuk Wolbachia Penangkal Demam Berdarah
Melihat peningkatan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) lantas ilmuwan Indonesia tidak tinggal diam saja. Beragam teknologi diciptakan untuk membasmi nyamuk Aedes Aegypti untuk menurunkan hingga menghilangkan penyakit DBD.
Salah satu penemuan mutakhir tentang pembasmi penyakit DBD ialah bakteri Wolbachia. Lalu apa kehebatan bakteri Wolbachia penangkal demam berdarah ini?
Wolbachia merupakan bakteri yang hidup secara alami di serangga bahkan hingga 60-70% serangga memiliki Wolbachia namun di nyamuk Aedes Aegypti tidak ada. Wolbachia dapat mengeblok replikasi virus dengue. Artinya, jika nyamuk menghisap darah yang mengandung virus dengue, virus tersebut tidak dapat bereplikasi di dalam tubuh nyamuk. Lalu virus dengue tidak dapat ditularkan nyamuk ke orang lain.
Maka dari itu bakteri Wolbachia akan dimasukkan ke tubuh nyamuk Aedes Aegypti. Dan kemudian nyamuk ini berkebang biak dengan nyamuk liar untuk meningkatkan presentasi nyamuk Wolbachia, karena Wolbachia ini akan menurun ke generasi nyamuk berikutnya.
Metode memasukkan Wolbachia ke tubuh nyamuk Aedes Aegypti ini menawarkan solusi yang aman, efektif, dan berjangka panjang. Tidak heran, penelitian nyamuk Wolbachia ini telah ada sejak tahun 2011 di Indonesia
Penelitian yang diprakarsai oleh World Mosquito Program Yogyakarta ini dimulai dari tahapan visibilitas penilaian komprehensif (asesmen) teknologi, keamanan, dan implementasi. Hingga selanjutnya melakukan pelepasan nyamuk Wolbachia pertama pada 2014, 2017 dan hingga kini di beberapa kota daerah di Yogyakarta seperti Sleman dan Bantul.
Nyamuk Wolbachia Terbukti Turunkan Kasus DBD di Yogyakarta
Setelah melewati proses rekayasa teknologi bakteri Wolbachia yang tidak mudah dan panjang hingga dilakukan di 12 negara sejak 10 tahun lalu, akhirnya telah terlihat hasil dari nyamuk Wolbachia penangkal demam berdarah ini.
Hasilnya terjadi pengurangan kasus DBD di kota Yogyakarta sebesar 77 persen. Selain itu kasus DBD yang terkonfirmasi dirawat dirumah sakit juga menurun hingga 86 persen.
Hebatnya, jurnal kesehatan yang bereputasi internasional, The New England Journal of Medicine (NEJM) turut mengakui keefektifan metode Wolbachia dalam membasmi penyakit demam berdarah dan mempublikasi hasil uji Wolbachia penangkal demam berdarah pada Kamis, (10/6/2021).
Melansir dari bisnis.com, Peneliti Utama “The World Mosquito Program” (WMP) Yogyakarta, Prof. Adi Utarini dari Universitas Gadjah Mada mengungkapkan bahwa ini adalah kesuksesan besar bagi masyarakat Yogyakarta.
Lebih lanjut ia menambahkan, “Kesuksesan ini memungkinkan kami untuk memperluas manfaat Wolbachia ke kota-kota lainnya di Indonesia. Kami pikir, teknologi ini menawarkan peluang bagi masyarakat Indonesia agar bisa terbebas dari ancaman DBD,” tutur Adi Utarini.
Diharapkan metode nyamuk Wolbachia penangkal demam berdarah hasil penemuan World Mosquito Program Yogyakarta yang telah menunjukkan dampak signifikan ini nantinya menjadi teknologi baru yang aman tangguh serta manjur untuk penangkal demam berdarah, tidak hanya di Indonesia namun juga masyarakat global di dunia.