Di Karawang terdapat sebuah kawasan wisata edukasi berkonsep industri yang menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan. Kawasan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang bernama Wastewater Treatment Plant (WWTP) Organica yang berlokasi di Kawasan Industri Surya Cipta.
IPAL Organica sendiri memiliki luas dengan sebesar 2 hektar dan setiap harinya bisa menampung untuk mengolah air limbah hingga kapasitas sebesar 10 ribu meter kubik per liter.
“Ada 148 perusahaan yang airnya diproses di IPAL. AIrnya berupa limbah industri dan domestik, dan ada 40 jenis tanaman termasuk tanaman hias dengan jumlah total 300 tanaman,” ujar Manager WWTP Organica, Untung.
Tempat instalasi pengolahan limbah tersebut ini juga merupakan pertama di Karawang yang menggunakan konsep taman di atas instalasi IPAL.
“Teknologi Organica ini buatan Hongaria dan baru ada 3 kawasan industri yang memakai konsep ini, antara ain Jababeka, MM 2100 dan kita di Kawasan Surya Cipta,” tuturnya.
Yang membedakan IPAL di Karawang dengan lainnya, yaitu kawasan tersebut menggunakan dua media proses biologi dengan pertumbuhan melekat, yakni pertama buatan biomodul dan kedua media alami yang menggunakan akar tanaman. Nantinya bakteri dan mikroorganisme yang akan mengurai air limbah bisa tumbuh di media buatan atau akar tanaman tersebut.
Di samping itu, kawasan tersebut berfungsi sebagai fasilitas pengolahan air limbah terpadu. IPAL sendiri telah diresmikan pada 2018 lalu. Kini area tersebut bisa menjadi destinasi wisata pilihan yang edukatif bagi wisatawan.
Sejak IPAL diresmikan, kawasan wisata edukasi berkonsep industri ini memang sudah ramai dikunjungi oleh masyarakat. Bahkan, dari berbagai daerah pun mengunjungi kawasan tersebut. Mulai dari Pulau Jawa hingga luar Jawa.
Untung juga mengatakan bahwa kawasan tersebut sebenarnya tidak dibuka sebagai wisata dan untuk umum. Namun, jika untuk keperluan edukasi diperbolehkan asal meminta izin terlebih dahulu.
Banyak di antara mereka yang mengunjungi kawasan ini adalah mahasiswa, pelajar, dan pemerintah. Mereka yang berkunjung ke kawasan tersebut rata-rata ingin merasakan nuansa IPAL seperti di taman bunga atau hutan, dan edukasi mengenai proses pengolahan air limbah.
Ketika tiba di kawasan tersebut wisatawan memang tidak akan merasakan seperti sedang di sebuah lokasi instalasi pengolahan air limbah. Hal ini lantaran kawasan tersebut dipenuhi dengan berbagai jenis tanaman hias seolah-olah berada di sebuah taman wisata bunga.