Sobat, sudahkah kamu mengenal dan menonton film-film dokumenter karya Watchdoc? Sebagai rumah produksi pembuat film dokumenter Indonesia dengan tema-tema sosial, Watchdoc tahun ini terima Ramon Magsaysay Award. Pemberian penghargaan tertinggi di Asia kepada Watchdoc ini sempat tertunda dua tahun karena pandemi Covid-19.
Panitia penghargaan tertinggi di Asia ini telah mengumumkan Watchdoc bersama tiga pemenang lain pada Agustus 2021 lalu. Penyerahan penghargaan Ramon Magsaysay berlangsung di Manila, Filipina, pada Sabtu lalu (11/11/2023).
Watchdoc dianggap telah berkontribusi bagi peradaban dan masyarakat di Asia melalui karya-karya yang berkualitas dan independen dalam mengangkat isu-isu publik.
Kalau Sobat mengamati rekam jejak karya dokumenter yang diproduksi Watchdoc, umumnya mengangkat persoalan politik, kemanusiaan, dan lingkungan. Kamu bisa lebih jauh mengenal sejumlah film Watchdoc melalui kanal Youtube.
Watchdoc didirikan oleh jurnalis Dandhy Laksono dan Andhy Panca pada 2009. Secara konsisten tim redaksi Watchdoc mengangkat isu-isu yang diabaikan media-media arus utama. Dengan independensi dan ketekunan pada semangat perubahan seperti digaungkan oleh mendiang Ramon Magsaysay, Watchdoc lantas layak diganjar apresiasi.
Secara khusus panitia penghargaan Ramon Magsaysay memasukkan Watchdoc dalam kategori “Emergent Leadership”. Untuk pertama kalinya kategori ini diterima oleh sebuah organisasi, bukan perorangan.
“Di tengah informasi yang serba instan, bahkan merebaknya hoaks, Watchdoc mengkombinasikan film dokumenter, jurnalisme investigatif, dan mendistribusikannya melalui platform digital dan nonton bersama,” ujar Susan Afan, Presiden Yayasan Ramon Magsaysay Award.
Penyerahan penghargaan Ramon Magsaysay berlangsung di Manila, Filipina, pada Sabtu 11 November 2023, bertepatan dengan peringatan 65 tahun penghargaan yang diambil dari nama presiden ketujuh negara itu.
Selain Watchdoc, penghargaan Ramon Magsaysay 2021 diberikan kepada Roberto Ballon (nelayan, Filipina), Firdausi Qadri (dokter, Bangladesh), Steven Muncy (aktivis kemanusiaan Asia), dan M Amjad Saqib (ekonom, Pakistan).
Sementara penghargaan Ramon Magsaysay 2023 diberikan kepada Korvi Rakshand (aktivis pendidikan Bangladesh), Eugenio Lemos (petani Timor Leste), Miriam Coronel-Ferrer (profesor dari Filipina), dan Ravi Kannan (dokter dari India).
Sekilas Ramon Magsaysay Award
Penghargaan tahunan Ramon Magsaysay merupakan salah satu agenda Ramon Magsaysay Foundation. Lembaga ini didirikan untuk mengenang jasa Ramon Magsaysay, presiden ketujuh Filipina. Anugerah Ramon Magsaysay diadakan pertama kali pada 1957, tak lama setelah kematian pejuang revolusioner tersebut.
Sejak itu, penghargaan ini secara rutin diberikan kepada sosok-sosok yang dianggap berpengaruh di Asia. Di antara para penerima adalah Dalai Lama (1958) dan Madam Teresa (1962). Selama 65 tahun, sebanyak 348 tokoh di Asia telah menerima penghargaan ini.
Penghargaan tahunan itu diberikan kepada individu atau organisasi di Asia yang mampu mewujudkan semangat perubahan, termasuk kepada mereka yang melanggengkan semangat antikorupsi.
Selama 65 tahun, sebanyak 348 tokoh di Asia telah menerima penghargaan ini. Sejumlah tokoh dari Indonesia yang pernah menerima penghargaan ini ialah Ali Sadikin (1971), Mochtar Lubis (1958), Gus Dur (1993), dan sastrawan Pramoedya Ananta Toer (1995).
Penghargaan tertinggi di Asia yang disejajarkan dengan Nobel itu juga memberikan anugerah kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2013.