Waste4Change dan ecoBali menjadi salah satu pengisi acara dalam Road to G20 Bali: Beating Plastic Pollution from Source to Sea yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama National Plastic Action Partnership atau NPAP.
Berlangsung di Jimbaran Hotel Bali pada 3 - 4 November 2022, acara yang diisi oleh Waste4Change dan ecoBali ini bertujuan untuk mengingatkan komitmen serta upaya berbagai pihak dalam memerangi polusi sampah plastik di laut Indonesia.
FYI, Pemerintah Indonesia sendiri pada tahun 2018 telah merilis Program Indonesia Bebas Sampah Plastik Tahun 2025 untuk menangani masalah sampah. Implementasi dari program ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang melibatkan peran lintas instansi serta sektor. Dari program tersebut, pemerintah berharap dapat mencapai target yakni pengurangan produksi sampah plastik yang masuk ke laut hingga 70% pada tahun 2025.
Untuk mendukung program tersebut, pemerintah juga merilis Peraturan Presiden No.83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut serta Peraturan Menteri LHK No. 75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Peraturan tersebut bermaksud untuk mengajak berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pengambilan aksi pengurangan sampah termasuk sampah plastik.
NPAP sendiri adalah platform multi pihak untuk mencapai target nasional dalam pengurangan sampah plastik di laut pada 2025. NPAP berfokus mempercepat penyusunan solusi ekonomi sirkular untuk menyelesaikan masalah sampah plastik. Hasilnya, sekitar 28,5% sampah plastik di laut sudah sukses dikurangi melalui berbagai inisiatif, aturan, dan upaya dari beragam pihak.
“Demi mendukung misi NPAP, Waste4Change akan berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas manajemen sampah hingga 5.500 ton per tahun sampah plastik. Waste4Change berkomitmen untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kapasitas manajemen sampah hingga 2.000 ton per hari dalam 5 tahun ke depan. Salah satu solusi jitu pengelolaan sampah plastik yang Waste4Change tawarkan adalah melalui layanan Waste Credit,” terang Mohamad Bijaksana Junerosano selaku Direktur Waste4Change.
Nah, Waste Credit hadir sebagai layanan terbaru dari Waste4Change untuk membantu instansi mengumpulkan serta mengelola lebih banyak sampah anorganik dari lingkungan. Sebelumnya, Waste4Change juga memiliki program yakni Plastic Credit, keduanya sama-sama bertujuan untuk melindungi lingkungan dari sampah plastik.
View this post on Instagram
Dalam menjalankan program Waste Credit, Waste4Change menggandeng ecoBali, Sob. ecoBali adalah perusahaan dari Bali yang fokus pada pengelolaan sampah untuk rumah tangga dan bisnis. Kolaborasi antar keduanya ini dilakukan untuk mendukung layanan pengelolaan sampah bertanggung jawab yang lebih baik di seluruh Indonesia.
“Menggabungkan ecoBali dan Waste4Change dilakukan karena dirasa sudah waktunya bagi kami, bergabung dan memberikan layanan pengelolaan sampah yang lebih baik sampai ke seluruh pelosok negeri,” jelas I Ketut Mertaadi, Direktur ecoBali.
Ketut juga menambahkan, setelah kerja sama ini nantinya ecoBali tetap fokus pada penyediaan layanan manajemen sampah bertanggung jawab di Bali. Sedangkan Waste4Change akan bergerak mendukung inisiatif nol sampah di skala nasional.
“Kami benar-benar berharap bahwa Waste4Change dan ecoBali turut mendukung tujuan keberlanjutan pemerintah ke depannya,” tutup I Ketut Mertaadi.
Sobat SJ, sudah siap mendukung keberlanjutan kebersihan lautan Indonesia, nggak, nih? Jangan lupa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, ya. Kalau bisa, olah kembali sampah dalam bentuk kompos atau barang kerajinan juga mantul, loh, Sob.