Berjarak tempuh 6 jam dan 15 menit dengan penerbangan dari Jakarta, India baru-baru ini dilanda wabah. Di negara asal aktor Bollywood terkenal Aamir Khan dan Shahrukh Khan itu ditemukan kasus kematian akibat virus nipah. Seminggu terakhir, penduduk setempat lebih siaga untuk waspadai virus nipah yang telah menewaskan dua orang di negara bagian Kerala.
Virus nipah sesungguhnya telah lama ditemukan, yakni pertama kali diidentifikasi pada tahun 1999. Mulanya ia mewabah di kalangan peternak babi di negara Malaysia. Selanjutnya penyebarannya merembet ke Singapura.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi oleh virus Nipah tergolong “penyakit zoonosis” yang ditularkan dari hewan seperti babi dan kelelawar buah ke manusia. Umumnya penularan virus nipah pada manusia disebabkan kontak langsung dengan babi yang sakit, atau jaringan tubuh yang terkontaminasi.
Virus ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi, dan melalui kontak dengan orang yang terinfeksi. Maka, sudah sepatutnya Sobat waspadai wabah virus nipah ini. Sebab potensi terjadinya penyakit akibat virus nipah terjadi hampir setiap tahun di beberapa negara Asia, terutama Bangladesh dan India.
Penyakit karena virus nipah ditemukan di Bangladesh pada 2001. Sejak itu, wabah terjadi hampir tiap tahun di sana. Sementara di India bagian timur, penyakit telah diidentifikasi secara berkala. Salah satu pemeriksaan menyebut wabah virus nipah di Bangladesh dan India disebabkan oleh konsumsi buah atau produk buah yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar buah (Pteropus).
Penanganan Wabah
Adapun seperti dilaporkan The Guardian, pemerintah India memberlakukan pembatasan pertemuan publik. Beberapa sekolah juga ditutup setelah seorang meninggal pada awal September, dan seorang lagi 30 Agustus lalu akibat virus ini. Pihak berwenang India lalu menginisiasi tes massal demi menghentikan penyebaran virus nipah.
Mengingat bahwa wabah ini telah terjadi di India dan kasus di negara Asia lainnya, bagaimana dengan Indonesia?
Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu Herwan Antoni mengimbau agar masyarakat Indonesia turut lebih sigap waspadai kemungkinan penyebaran virus nipah. Herwan mengatakan Indonesia sampai saat ini terdata aman dari penularan virus tersebut.
“Di Indonesia sampai saat ini kami belum menerima informasi dari Kemenkes soal penularan atau kasus. Tapi yang terpenting itu kehati-hatian, jangan lalai, kita sudah pernah punya pengalaman dengan pandemi Covid-19,” kata Herwan Antoni, Senin (18/9/2023), dilansir Republika.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit zoonosis ini berhubungan dengan pola hidup sehat.
“Menjaga kebersihan, kesehatan, ini yang paling penting. Makanan yang akan dikonsumsi pastikan steril dan sehat, tidak mengonsumsi hal-hal yang membahayakan kesehatan,” katanya.
Sebagai bekal pencegahan, sobat perlu tahu nih apa saja gejala gangguan kesehatan akibat virus nipah. Beberapa di antaranya ialah demam, sakit kepala, nyeri otot (myalgia), radang tenggorokan, dan muntah. Penyakit ini juga membuat tingkat kesadaran berkurang, bahkan bila dibiarkan parah, nipah bisa mengakibatkan kejang dan peradangan otak hingga koma hanya dalam waktu 24–48 jam.
Sebelum mengganggu kesehatan manusia, virus ini memicu penyakit parah pada hewan ternak. Masa inkubasi virus Nipah berkisar 4–14 hari. Kasus lain melaporkan masa inkubasi berlangsung selama 45 hari. Pasien yang mengalami ensefalitis akut bisa sembuh total tapi ada yang melaporkan kondisi neurologis jangka panjang.
Herwan menambahkan, masyarakat, perlu menerapkan protokol kesehatan seperti yang dilakukan saat kondisi pandemi Covid-19. Protokol kesehatan ini berupa memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menjaga kebersihan tubuh serta pakaian.
Keep healthy and stay safe, ya, Sob!