Iduladha 1443 H sebentar lagi akan datang, tepatnya pada 10 Juli 2022 sebagaimana pengumuman resmi dari hasil Sidang Isbat, Kementerian Agama RI. Biasanya di hari raya umat Islam ini, dilakukan kegiatan menyembelih hewan kurban seperti sapi, kambing hingga domba. Namun, ternyata ada loh, Sobat, daerah di Indonesia yang lebih memilih sembelih kerbau ketimbang sapi di hari raya kurban, yaitu warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Kebiasaan warga, terutama yang beragama Islam di Kudus, untuk sembelih kerbau ketimbang sapi ini berasal dari imbauan tokoh Islam berpengaruh di sana, yaitu Sunan Kudus.
Dijelaskan oleh Edi Supratno, seorang sejarawan Kudus, tradisi tidak memotong sapi di Kudus merujuk pada sikap Sunan Kudus untuk menghormati penduduk Hindu saat itu. Ya, Kudus juga dikenal sebagai salah satu pusat agama Hindu di Indonesia.
Nah, bagi umat Hindu, hewan sapi merupakan hewan suci yang menjadi kendaraan para Dewa sehingga sangat dihormati. Menyembelih sapi, sama saja dengan melakukan perbuatan dosa dan akan dikutuk para Dewa.
Maka dari itu, Sunan Kudus yang pada saat abad ke-16 sedang menyebarkan ajaran agama Islam di Kudus, mengimbau kepada penduduk Muslim di Kudus untuk tidak menyembelih sapi demi menjaga hubungan baik sesama umat beragama.
“Sedulur-sedulur yang saya hormati. Saya melarang saudara-saudara menyakiti apalagi menyembelih sapi. Sebab di waktu kecil, saya hampir mati kehausan lalu seekor sapi datang menyusui saya,” ujar Sunan Kudus membuka tausiyahnya di depan rumahnya kala itu.
“Demi rasa hormat saya kepada jenis hewan yang pernah menolong saya, maka saya melarang penduduk menyakiti atau menyembelih sapi,” pintanya.
Sikap Sunan Kudus yang diketahui bernama asli Ja’far Shodiq kemudian diimplementasikan oleh umat Islam saat perayaan Iduladha hingga saat ini, juga pada makanan khasnya yaitu Soto Kudus yang terbuat dari daging kerbau. Penduduk Kudus mengganti daging sapi dengan daging kerbau.
Meskipun demikian, masih ada umat Muslim yang menyembelih sapi. Alasannya, karena larangan memotong sapi tidak termasuk larangan dari Allah SWT dan hanya merupakan kearifan lokal.
Berkat ajaran yang dibawa oleh Sunan Kudus, masyarakat Kudus tumbuh menjadi warga yang memiliki toleransi besar ‘nan indah terhadap umat beragama di sekitarnya.