Masa pandemi Covid-19 masih terus berlangsung di Indonesia dan mengakibatkan berbagai sektor usaha tidak mampu bertahan yang mengakibatkan kebangkrutan. Banyak juga pelaku usaha memutar otak dan mengganti profesi demi bisa bertahan hidup di masa-masa seperti saat ini. Salah satunya dilakukan oleh Wahyu Agung Nugraha (30), seorang seniman atau grafis desainer asal Gunungkidul, Yogyakarta yang mencari penghasilan melalui platform digital.
Dalam sebuah wawancaranya dengan salah satu media online ternama di Indonesia, Wahyu Agung Nugraha mengungkapkan pekerjaannya saat ini adalah sebagai pelaku jasa kreatif (desainer). Ia terinspirasi oleh beberapa warga kampunya di Pedukuhan Bansari, Kelurahan Kepek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul yang berhasil menjual berbagai macam desain melalui Facebook.
Sejak saat itulah Agung Badak (nama panggilan), mencoba memberanikan diri mengunggah beberapa hasil gambar yang ia buat ke berbagai macam platform digital khusus untuk artwork. Hasilnya, karya-karyanya banyak mencuri perhatian pecinta seni dari Eropa hingga Amerika Latin.
“Klien saya kebanyakan dari Eropa dan Amerika utara dan Amerika Selatan, tapi Asia juga ada khususnya dari Tiongkok. Kalau Eropa itu seperti dari Moscow, Belgia, Spanyol hingga Swedia,” ujar dalam wawancara pada, Sabtu (10/7/2021).
Keahlian Agung Badak dalam menggambar ia dapatkan saat masih duduk di bangku SMA. Saat itu, alumni SMA 2 Wonosari ini sering mencoret/menggambar kertas kosong di saat pelajaran berlangsung di kelas. Sejak saat itulah ia mulai tertarik pada dunia menggambar.
“Saat sekolah saya sering gambar di kertas dan keterusan. Jadi saya bilang awalnya ya dari iseng-iseng saja,” tambahnya.
Setelah lulus pendidikan SMA, ia pun melanjutkan ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jurusan Seni Rupa. Di tempat ini, Agung Badak mengembangkan teknik gambarnya menggunakan perangkat komputer atau laptop.
Sekedar informasi saja, perangkat komputer/laptop yang Agung dapatkan adalah ketika dirinya memutuskan untuk tidak ikut study tour di Bali bersama teman-teman SMA. Saat itu, uang pendaftaran mengikuti study tour ia alihkan untuk membeli laptop.
Dengan keahliannya dalam menggambar dan memanfaatkan platform digital, Agung bisa mendapatkan pemasukan yang cukup besar. Pasalnya, karya-karyanya rata-rata dijual dalam mata uang dollar atau euro. Untuk harga dari tiap desain yang ia buat, tergantung dengan tingkat kesulitan desain yang ia gambar.
Saking banyaknya pesanan desain yang ia dapat, Agung tidak sampai menyelesaikan jenjang kuliah. Padahal, saat itu ia tinggal menyelesaikan tugas skripsinya.
“Akhirnya ya tidak lulus, karena tidak saya selesaikan,” tutupnya.
Karya-karya Agung bisa dilihat di berbagai platform digital seperti Facebook, Pinterest hingga Graphicriver.