Belakangan ini sedang viral soal bunga tabebuya yang menghiasi jalan-jalan di Jakarta, khususnya Jalan Sudirman. Bunga yang sekilas terlihat mirip sakura ini bermekaran dengan warna merah muda yang mencolok dan indah.
Maka tak heran, banyak orang menjadikan tempat bunga tabebuya tersebut sebagai spot untuk berfoto. Nah, untuk mengetahui lebih dalam seputar bunga indah ini, simak penjelasan berikut ini, Sob.
Melansir situs resmi Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, tabebuya merupakan tanaman asli Brasil yang tersebar di seluruh dunia. Bunga tabebuya juga dikenal sebagai bunga terompet. Nama ilmiah dari pohon ini adalah Handroanthus chrysotrichus.
Tinggi tumbuhan ini mencapai 10 meter. Setiap satu pohon bisa menghasilkan beberapa batang yang lain untuk memperoleh jumlah bunga yang sangat banyak. Bunga berbentuk tabung. Di bagian dalamnya terdapat warna merah muda atau magenta.
Bunga tabebuya bisa tumbuh di dua tempat dengan iklim tropis dan subtropis. Terutama di negara-negara seperti Amerika, Argentina, Meksiko, Bolivia, dan Suriname Selatan.
Selain itu, keunikan pohon ini adalah dapat bertahan hidup di tempat kering sekalipun. Salah satu penyebabnya karena bunga tabebuya memiliki daya tahan sangat kuat, Sob.
Apalagi ketika musim berbunga, pohon ini akan menghasilkan jumlah bunga sangat banyak. Bahkan bunga di pohon ini terus tumbuh seakan tak ada putus-putusnya sejak awal musim kemarau hingga menjelang musim hujan.
Seperti dilansir Orami, kalau di Indonesia bunga ini akan bermekaran pada bulan Maret dan April. Beda lagi jika pohon ini berada di negara belahan bumi bagian selatan. Sebab, di sana bunga terompet merah muda ini akan mekar sekitar Juli dan September.
Begitupun ketika pohon ini ditanam di daerah India. Pasalnya waktu subur bunga tabebuya di negara Bollywood sangat jauh berbeda dibandingkan sebelumnya. Bagaimana tidak? Pohon ini baru akan mekar di India sekitar akhir dan awal tahun, yaitu Desember hingga Januari.
Tahukah Sobat, ternyata banyak manfaat yang terkandung di dalam pohon tabebuya, loh. Berdasarkan penelitian A.H. Gentry yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of the Missouri Botanical Garden, bunga tabebuya dapat diolah menjadi teh yang membantu menurunkan demam. Artikel riset A.H. Gentry berjudul “A Synopsis of Bignoniaceae Ethnobotany and Economic Botany” juga menyebutkan, selain baik untuk kesehatan, bunga tabebuya yang bermekaran juga membantu menyerap karbon dioksida (CO2).
Dengan begitu, tabebuya dapat menekan polusi udara sekitar agar bisa lebih bersih. Jadi, sangat cocok bukan jika ditanam di tengah ibu kota Jakarta?