Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa kini vaksin kanker serviks akan menjadi salah satu vaksin wajib di Indonesia. Hal ini ditempuh guna mencegah tingginya angka kematian akibat kanker yang lebih banyak menyerang kaum perempuan ini.
“Kita akan naikkan vaksin wajibnya dari 11 antigen menjadi 14, kita tambah vaksin (Human Papilloma Virus) HPV, PCV sama rotavirus, terutama karena kematian kanker itu paling banyak wanita Indonesia karena kanker serviks sama payudara, serviks ada vaksinnya,” kata Budi dalam webinar Pertemuan Diaspora Kesehatan Indonesia Kawasan Amerika & Eropa yang diunggah di YouTube, Minggu (18/4).
Senyatanya program wajib vaksin kanker serviks atau vaksin HPV telah diproyeksikan sejak 20 dan baru berjalan di tiga provinsi dan lima kabupaten di Indonesia. Dan pada tahun 2023 hingga 2024 dicanangkan program vaksinasi kanker serviks diwajibkan di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data Globocan, Indonesia menempati urutan ke-8 di Asia Tenggara peringkat ke 23 di Asia sebagai negara dengan penderita kanker serviks terbanyak.
Data Kemenkes per 31 Januari 2019, terdapat kasus kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
Sehingga dengan adanya program wajib kanker serviks ini diharapkan Menteri Budi dari membantu mencegah masyarakat terserang penyakit paling mematikan di dunia dan juga meminimalisir perawatan di rumah sakit dengan metode pencegahan sebelum kanker terbentuk di tubuh seseorang.
“Jadi vaksinasi itu kan sifatnya mencegah, bukan mengobati orang sakit. Kan kita nanti akan lebih banyak (vaksin) bukan HPV aja kan dan beberapa vaksin lainnya,” kata dia
Lebih lanjut Menkes Budi juga menyatakan bahwa karena kini dengan program vaksin kanker serviks sudah wajib, maka pemberian vaksin tersebut akan gratis sepenuhnya dibiayai oleh negara.
“Semua yang dari program pemerintah tidak usah bayar, jadi gitu,” kata Budi di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (19/4), melansir dari CNN Indonesia.
Namun yang dimaksudkan gratis oleh Menkes Budi ternyata hanya untuk kelompok sasaran vaksin nasional yakni anak perempuan usia sekolah dasar kelas 5 SD dna 6 SD secara bertahap. Hal ini berdasarkan paparan dari Prima Yosephine, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pengelola Imunisasi Kemenkes, saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (19/4).
Hal ini berartikan bahwa usia dewasa (lepas dari usia kelas 5 dna 6s d) bisa melakukan vaksinasi kanker serviks secara mandiri dan membayar di fasilitas kesehatan. Memang harganya tergolong cukup mahal yakni Rp1,3 jutaan dan ada pula yang Rp800 ribu berupa subsidi.
Belum terkonfirmasi apakah di tahun 2023 dan 2024 nanti vaksin kanker serviks akan diubah menjadi seluruhnya gratis dan dibiayai oleh negara.
Vaksin HPV juga akan diberikan ke masyarakat segala usia terutama untuk mereka yang memasuki usia dewasa muda dan juga untuk wanita dan pria. Pasalnya, Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab kanker serviks pada perempuan juga bisa menyerang pria dengan penularan melalui hubungan intim dengan pasangan yang menderita kanker serviks.