Berbicara mengenai sambal, mungkin yang terpikirkan oleh kita adalah untuk penambah bumbu pada lauk pauk. Ya, selain rasanya yang pedas, sambal dipercaya bisa meningkatkan nafsu makan. Tapi, tahukah kamu, jika sambal juga bisa menjadi sebuah karya seni menarik berupa sound art.
Eksperimen sound art menggunakan sambal ini dibuktikan langsung oleh seniman muda asal Yogyakarta bernama Utami Atasia Ishii. Perempuan kelahiran Magelang pada 12 Mei 1996 ini telah bereksperiman dengan menggunakan mikrosop, di mana sambal dapat menjadi karya seni interaktif.
Karya menarik Utami ini sendiri telah dipamerkan dalam festival seni berbasis teknologi bertajuk Media Art Globale 2021 yang berlangsung pada 8-12 September 2021 secara daring.
Direktur Program dan Artistik Media Art Globale 2021, Mona Liem menjelaskan jika karya Utami sangat mewakili pameran yang digelar oleh Media Art Globale 2021. Pasalnya, sambal menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia, hal ini sesuai dengan konsep pameran yang berfokus pada rempah-rempah Indonesia.
“Kekuatan itu yang coba kami hadirkan dalam festival. What we have itulah yang kami fokuskan. Utami membuatnya dengan sound art yang indah dan bisa dilihat di website resmi kami,” ujar Mona Liem seperti dikutip salah satu media online di Indonesia.
Rencananya, Media Art Globale 2021 akan digelar secara offline pada 24 November – 5 Desember 2021 di tiga venue berbeda, yakni M Bloc Space, Pos Bloc Jakarta, dan JNM Bloc Yogyakarta.
Sedikit informasi saja, sambal sendiri hadir di Tanah Air jauh sebelum bangsa Portugis datang membawa cabai pada abad ke-16. Nenek moyang orang Jawa banyak menggunakan Piper retrofractum (cabai Jawa), Piper nigrum (lada) dan Zinger officinale (jahe) sebagai bahan membuat sambal.
Berbeda dengan di Sumatra Utara yang telah menggunakan Zanthoxylum acanthopodium DC (andaliman) yang digunakan sebagai pecitarasa pedas. Tercatat, di wilayah Indonesia sendiri memiliki sekitar 322 sambal yang telah diakui.