Di masa pandemi Covid-19, industri pariwisata Indonesia sangat berimbas. Pasalnya sejak pertama kali pandemi melanda Tanah Air, industri pariwisata sempat mengalami penurunan yang drastis. Namun upaya bangkitkan industri Pariwisata di Indonesia terus dilakukan oleh pemerintah.
Berdasarkan data yang didapat dari laman resmi Kemenparekraf, sepanjang tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia hanya sekitar 4,051 juta orang. Tentu angka tersebut berbeda. Bahkan hanya 25% dari tahun 2019.
Dampak lain dari pandemi Covid-19 ini secara tidak langsung mengarah kepada lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Pasalnya, berdasarkan data BPS tahun 2020, sekitar 409 ribu tenaga kerja di sektor pariwisata kehilangan pekerjaan akibat pandemic Covid-19. Dan sisanya ada juga yang sampai mengalami pengurangan jam kerja.
Untungnya, saat ini upaya untuk menyelamatkan dan bangkitkan industri pariwisata Indonesia terus digalakkan. Ada fase penyelamatan yang dilakukan oleh Kemenparekraf, yakni tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi.
Dari ketiga fase tersebut kini upaya yang telah dilakukan berada di fase pemulihan dan normalisasi. Di mana kini di fase pemulihan sudah banyak tempat wisata yang telah dibuka secara bertahap. Persiapan di tahap ini terdiri dari penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) di tempat wisata, serta mendukung optimalisasi kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di Indonesia.
Sementara itu, pada fase normalisasi ini dapat dilihat bahwa kini masing-masing destinasi wisata yang mulai meningkatkan minat pasar hingga memberikan diskon untuk paket wisata.
Oleh karena itu, agar tetap bertahan di situasi pandemi Covid-19 ini beberapa tren bagi pelaku pariwisata pun berubah. Perubahan tersebut telah disesuaikan dengan pola perilaku masyarakat juga yang telah berubah.
Salah satu bentuk upaya untuk membangkitkan industri pariwisata juga bisa dilakukan dengan kolaborasi dengan industri perfilman di Tanah Air. Hal tersebut pun juga dianggap sebagai terobosan terbaru. Dengan adanya kolaborasi tersebut maka tidak hanya industri pariwisata yang mulai bangkit, namun industri perfilman juga.