Ada kabar baik dari asal usaha mikro, kecil, menangah (UMKM) asal Kuningan nih, Sob yakni CV Monita Food. Perusahaan ini berhasil melakukan ekspor perdana produk hilir sektor pertanian yaitu bawang goreng sebanyak 5,7 ton ke Belanda.
Direktur CV Monita Food Aris Risma Sunarmas mencerritakan butuh tahapan panjang agar produknya bisa menebar harum ke Negeri Kincir Angin tersebut. Dibutuhkan waktu hingga tiga tahun dari penawaran kepada pembeli hingga pengecekan kualitas produk.
”Bulan Juni kemarin, buyer (pembeli) dari Belanda ke sini melihat langsung dan akhirnya ada kerja sama,” ungkap saat pelepasan ekspor bawang goreng CV Monita Food, Rabu (26/7) di Desa Babakanreuma, Kecamatan Sindangagung.
Namun sebenarnya ini bukan kali pertama produk bawang goreng CV Monita Food mendunia. Sebelumnya, bawang goreng asal Kuningan ini juga telah diekspor ke Australia dan Uni Emirat Arab meski dalam skala kecil (maksimal 8 kuintal).
Aris sebagai pelaku UMKM mengatakan bahwa pihaknya juga dibantu oleh Kantor Perwakilan BI Cirebon. Menjadi UMKM Mitra di sana, Aris mendapatkan jaringan pasokan dari petani bawang, pemasaran di rumah makan hingga pabrik pengolahan mi dan bumbu serta mendapat promosi dengan ikut berbagai pameran tingkat nasional.
Yup, setiap harinya, CV Monita Food mengokah tiga ton bahan baku bawnag merah dan putih yang berasal dari Kuningan, Majalengka, Cirebon di Jawa Barat, hingga Brebes, Jawa Tengah.
”Kolaborasi dengan BI dan Pemkab Kuningan membuat kami bisa sedikit berlari, tidak berjalan sendirian. Semoga kolaborasi ini dapat berlanjut terus,” ujarnya.
Hadir di tempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Hestu Wibowo, mengatakan bahwa ekpsor perdana bawang goreng Monita Food ke Belanda menunjukkan manfaat hilirisasi sektor pertanian.
Hilirisasi ini dapat menjaga stabilitas harga pangan. Saat panen raya, misalnya, harga bawang pasti jatuh. Dengan pengolahan seperti ini, harganya terjaga,” ujarnya.
Selain bawang goreng, ke depannya diharapkan Pemerintah Kabupaten Kuningan bisa mengembangkan hilirisasi pertanian untuk komoditas lainnya, seperti kopi, jahe, dan kapulaga. Bank Indonesia Cirebon yang saat ini telah bemitra dengan 90 UMKM di Cirebon dan sekitarnya mengatakan siap mendukung program hilirisasi.