Ulus Pirmawan dan Sederet Penghargaan Internasional Sebagai Petani

Ia adalah petani teladan se-Asia Pasifik, lho!

Petani Ulus Pirmawan

Petani Ulus Pirmawan yang sukses raih penghargaan kelas dunia. Sumber Foto: Ublik.id

Indonesia sebagai negara agraris tidak asing dengan profesi petani. Petani terus berinovasi memberikan produk pangan dengan kualitas terbaik, bahkan berkat kegigihan terus menciptakan ide baru ada yang sampai meraih penghargaan bergengsi kelas dunia. Salah satunya adalah adalah Ulus Pirmawan (47), petani asal Desa Suntenjaya, Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Perjalanan Ulus menjadi petani tentunya tidak mudah. Mengaku menyukai dunia pertanian sejak kecil karena dulunya kerap diajak orang tua ke kebun, ia bercerita harus pergi ke Jakarta setiap tengah malam dan memasok sayuran ke Pasar Kramat Jati dulunya. Di kebunnya, Ulus menanam aneka macam sayuran seperti kubis, brokoli, buncis, selada dan lainnya.

Penghargaan yang Diterima Petani Ulus

Dengan terus gigih memberikan kualitas terbaik ke produk sayurannya dan memanfaatkan pembentukan kelompok petani oleh Kementerian Pertanian RI, akhirnya pada tahun 2014 pertama kalinya Ulus mendapat pengarahan kelas dunia dari Singapura.

“Tahun 2014, 2015, 2016 itu dapat penghargaan di Singapura untuk produk baby buncis,” kata Ulus. Baby buncis adalah salah satu produk ekspor Ulus yang diluncurkan pada tahun 2005, setelah sebelumnya mengekspor 3 hingga 3,5 ton buncis super per hari sejak tahun 1995. Baby buncis ini bisa dipanen Ulus dalam kurun waktu 40 hari sekali sebanyak 40 kali. 

Ulus pun berpartisipasi dalam program pertukaran pertanian JICA untuk memperluas ilmu pengetahuan dan skill pemasaran produk sayurannya. Tingginya hasil ekspor Ulus ke luar negeri juga mendapat apresiasi dari pemerintah indonesia.

Tidak hanya itu saja penghargaan yang berhasil dicapai petani Ulus. Tahun 2017, tepatnya di 16 Oktober bertepatan dengan Hari Pangan Internasional, Ulus Pirmawan diundang ke Bangkok dan menerima penghargaan sebagai ‘petani teladan’ se-Asia pasifik oleh organisasi pangan dan pertanian dunia (Food and Agriculture Organization of the United Nation/FAO).

Ulus Pirmawan saat menerima penghargaan Petani Teladan se Asia Pasifik
Ulus Pirmawan (kedua dari kiri) saat menerima penghargaan Petani Teladan se-Asia Pasifik. Foto: Dokumentasi FAO Indonesia

Penghargaan petani teladan se-Asia Pasifik ini diterima Ulus setelah FAO melihat semangat dalam berinovasi serta kerja keras. Ulus juga dinilai pandai mengkombinasi tanah kaya vulkanik yang subur di Jawa Barat dan pengetahuannya, yang kemudian pengetahuannya itu terus dibagikan kepada orang lain agar bisa jadi petani berhasil juga seperti dirinya.

Sifat Teladan Petani Ulus

Produk sayuran ulus mempunyai kualitas baik karena kebunnya memproduksi secara organik. Dimulai dari tidak menggunakan pestisida. Ia menilai jika menggunakan bahan kimia terus terusan akan membuat tanah semakin rusak. 

Petani Ulus tidak hanya memberdayakan warga sekitar untuk ikut bekerja di kebunnya namun merangkul semua kalangan termasuk ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang sudah sembuh. Hasilnya, petani ODGJ yang sudah sembuh ini bisa mempunyai skill tambahan mengelola sayur di kebun dan bahkan ada yang tertarik menggarap kebunnya sendiri berbekal pengetahuan yang didapat dari petani Ulus.

Kini tidak hanya masyarakat sekitar saja yang tertarik belajar budi daya pertanian dengan Ulus, bahkan kalangan petani dan warga manacanegara juga mendatanginya.

Pesan Ulus untuk Petani Muda

Ulus kemudian berpesan, terutama untuk anak muda yang tertarik ingin menjadi petani. Asalkan menggunakan manajemen yang tepat maka sayuran bisa dengan mudah diekspor, “Apalagi sekarang sistem jual beli itu banyak menggunakan website, di sini anak muda bisa jadi lebih berkarya,” ungkap Ulus.

Exit mobile version