Biasanya konsep liburan adalah pergi ke beberapa hidden gems, healing menikmati pemandangan indah serta menjajal berbagai kuliner. Namun belakangan ini ada yang unik dari konsep liburan, nih. Namanya wisata tidur (sleep tourism). Sebenarnya apa, sih, wisata tidur ini?
Wisata tidur merupakan konsep liburan yang hanya berfokus pada masyarakat yang ingin memperbaiki kualitas tidur menjadi lebih tenang. Tren ini bermula ketika awal pandemi Covid-19 melanda dunia di 2020 lalu.
Kenyataannya tren wisata ini semakin populer, loh. Sampai-sampai saat itu banyak hotel yang mengubah konsep dikhususkan bagi orang-orang yang memiliki kualitas tidur kurang baik.
Peneliti tidur sekaligus rekan penulis buku Sleep for Success, Rebecca Robbins, dilansir Hai Bunda, menanggapi hal ini. Menurutnya, munculnya wisata tidur sudah terjadi cukup lama, Sob.
Ia menjelaskan, umumnya liburan identik dengan pelesiran kulineran atau melakukan perjalanan ke tempat-tempat menarik yang bisa memperlambat tidur. Kini fungsi liburan telah berpindah jadi mementingkan kesadaran dan lebih memprioritaskan kesehatan serta kesejahteraan waktu tidur.
“Sekarang, saya pikir baru saja terjadi pergeseran seismic besar dalam kesadaran dan prioritas kolektif pada kesehatan dan kesejahteraan,” tambahnya.
Berdasarkan sebuah penelitian dalam Journal of Clinical Sleep Medicine, ditemukan 40 persen atau lebih dari 2.500 orang dewasa mengalami penurunan kualitas tidur sejak awal pandemi.
“Perhatian soal tidur di era pandemi Covid-19 telah meningkat dan kemungkinan besar itu terjadi karena begitu banyak orang yang kesulitan dengan tidur,” papar Robbins.
Sementara itu ahli terapi, meditasi, dan pelatih holistic, Malminder Gill juga ikut mengamati adanya perubahan terhadap pola tidur manusia. Menurutnya tidur merupakan bagian terpenting bagi siklus hidup manusia. Apabila terjadi kurang tidur maka berdampak pada kesehatan tubuh dan mental.
“Jadi, kecemasan, depresi, suasana hati yang buruk, perubahan suasana hati, segala macam hal, di atas rasa lelah,” ungkapnya.
Dampak Positif Sleep Tourism
Salah satu dampak positif sleep tourism dapat meningkatkan jumlah penginapan yang hanya berfokus pada tidur. Sampai saat ini beberapa hotel dan resort seluruh dunia menerapkan hal tersebut.
Sebut saja Hotel Park Hyatt New York, sejauh ini hotel terkemuka tersebut menyediakan fasilitas untuk wisata tidur seperti Bryte Restorative Sleep Suite dengan dengan luas 900 kaki persegi dan dilengkapi oleh sarana peningkat tidur.
Wah, menarik banget, nih, ternyata sekarang ada konsep liburan yang baru yaitu wisata tidur. Siapa yang tertarik untuk mencoba dengan konsep satu ini? Siapa tahu bisa membantu kualitas tidurmu menjadi lebih baik, Sob.