Indonesia berangsur bertumbuh sebagai pusat pasar otomotif di Asia Tenggara. Sebagaimana dicatat Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, perkembangan infrastruktur industri kendaraan secara berkelanjutan berhasil mendorong peningkatan jumlah permintaan mobil. Alhasil, tren penjualan kendaraan listrik melesat seiring terobosan teknologi dan inovasi.
Dengan menilik tren hasil penjualan kendaraan listrik selama pelaksanaan GIIAS 2022, Kemenperin mendata, sekitar 1.594 unit kendaraan berteknologi listrik (EV) “dipinang” pembeli. Ajang ini telah dihadiri 385.487 pengunjung, dengan melibatkan 25 merek kendaraan penumpang dan komersial, 15 merek industri kendaraan roda dua, dan sejumlah perusahaan karoseri.
“Dengan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, terobosan teknologi dan inovasi, pertumbuhan kelas menengah, serta permintaan mobil meningkat, sehingga mengubah Indonesia menjadi pusat otomotif yang sibuk di Asia Tenggara,” ungkap Menperin Agus pada acara Power Dinner GIIAS 2023 di Jakarta, Senin (7/8/2023) malam.
Agus menekankan, selama bertahun-tahun, sektor otomotif Indonesia telah berubah pesat hingga menyumbang pertumbuhan perekonomian nasional. Industri otomotif dalam negeri juga telah berkembang menjadi pemain kunci di pasar regional.
Hal itu terlihat dari sejumlah aspek industrial. Sebanyak 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat telah menyumbang kapasitas produksi sebanyak 2,35 juta unit per tahun. Karena itulah, sektor otomotif di Indonesia turut memacu perluasan lapangan kerja dan peluang ekonomi yang signifikan, baik bagi perusahaan domestik maupun asing.
Agus menguraikan, industri otomotif ini telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai pasok otomotif.
“Industri otomotif telah menjadi katalis untuk inovasi, penelitian, dan pengembangan, yang juga menentukan mobilitas dan transportasi masa depan bangsa kita,” ujarnya.
Memacu Kinerja
Di samping itu, Agus menyebutkan, sektor otomotif mampu memberikan devisa cukup besar melalui capaian ekspor. Dengan ekspansi industri yang cepat, pasar kendaraan memungkinkan peluang investasi besar yang menghasilkan ekosistem produsen, pemasok, dealer, dan penyedia layanan yang kuat.
Terkait laju perekonomian nasional, Kementerian Perindustrian bertekad mendorong kemajuan sektor industri. Agus menekankan, sejumlah aspek perlu menjadi fokus perhatian pelaku industri, antara lain berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan, pertumbuhan inklusif, dan promosi pelestarian lingkungan.
“Termasuk juga kami aktif mendorong sektor publik maupun komersial bisa bekerja sama untuk menjaga industri otomotif Indonesia tetap terdepan dalam inovasi, efisiensi, dan daya saing,” terang Agus.
Secara khusus di sektor industri otomotif, penjualan kendaraan listrik di Indonesia ditengarai potensinya yang kian meningkat. Sepanjang 2022, total kendaraan listrik yang terjual sebanyak 10 ribu unit. Sementara pada kuartal II (Mei–Agustus) 2023, industri otomotif tumbuh 9,66 persen, lebih tinggi dibanding grafik kenaikan kinerja per tahun industri pengolahan nonmigas yang tumbuh sebesar 4,56 persen.
Apalagi, saat ini berada di tengah momen yang menentukan pertumbuhan sektor otomotif. Hal ini seiring kecepatan tinggi inovasi teknologi yang telah mengantarkan era baru mobilitas, dengan kendaraan listrik, kemampuan self-driving, dan praktik ramah lingkungan yang memengaruhi masa depan.
Pemerintah juga terus berupaya mencapai target pengembangan kendaraan listrik melalui penerapan kebijakan yang tepat. Demi mengembangkan dan memperluas fasilitas produksi EV di Indonesia, pemerintah memberlakukan program keringanan dan potongan PPN, serta pembebasan bea masuk dan pungutan lainnya.
“Inisiatif ini telah membuahkan hasil, karena kami melihat sejumlah komitmen investasi langsung yang akan segera terealisasi,” ucap Agus.
Kabar baik ini semoga akan terus dapat terwujud dalam setiap aktivitas transaksi di lini industri otomotif, ya, Sob.
