Pada tanggal 7 April, dunia memperingati Hari Kesehatan Internasional. Kesehatan adalah sektor yang paling dekat dengan kita selama dua tahun ke belakang. Ya, adanya pandemi Covid-19 berdampak ke berbagai sektor kehidupan manusia, namun sedikit banyak yang mampu mengakselerasi kinerja industri kesehatan, lewat ragam tren yang bermunculan di tahun 2022.
Tren industri kesehatan ini hadir dari adaptasi perubahan gaya hidup manusia karena adanya pandemi. Manusia menjadi sadar akan kesehatan dan juga higienitas, tak hanya tubuh namun seluruh barang yang disentuhnya.
Maka, wujud dari industri kesehatan terutama yang ada di Indonesia, tentunya berubah seiring dengan kondisi pandemi Covid-19. Kondisi pandemi ini membuktikan bahwa pengoptimalan perawatan jarak jauh adalah aspek penting.
Selain itu, dibutuhkan pula sinkronisasi antara pemangku kepentingan dengan industri kesehatan untuk membantu pertumbuhan sistem perawatan di Indonesia yang juga dapat mengerek perekonomian Tanah Air di tengah pandemi.
Kemudian, industri kesehatan mau tak mau juga harus bertransformasi mengadaptasi layanan-layanan teknologi digital. Terlebih pandemi juga belum berakhir di tahun 2022 meski ada wacana pandemi akan turun status menjadi endemi.
Maka dari itu, sebaiknya pelaku usaha di industri kesehatan Indonesia juga harus memperhatikan ragam tren industri kesehatan yang akan muncul di tahun 2022 seperti yang diungkap Medix Group.
1. Layanan Kesehatan Digital Semakin Meningkat
Menurut survei Medix Medical Monitor Research pada Juni 2021, 9 dari 10 orang atau 92 persen masyarakat Indonesia memanfaatkan layanan kesehatan digital karena mempermudah pencarian sarana dan perawatan medis. Angka ini melonjak 64 persen dari penggunaan aplikasi digital sebelum pandemi. Tentunya lonjakan ini adalah imbas dari rasa ketakutan dan juga adanya pembatasan mobilitas masyarakat.
Dan tentunya, tren layanan kesehatan digital ini juga akan berlanjut di tahun 2022. Kini, sebagian masyarakat Indonesia kerap melakukan akses ke aplikasi layanan kesehatan dengan segala kelebihan-kelebihan fiturnya. Antara lain telah dipersonalisasi dengan semua data dan riwayat kesehatan, memberikan informasi akurat dari ahlinya, dan bisa dilakukan jarak jauh dengan dokter.
2. Kebutuhan Layanan Kesehatan Mental Semakin Diperlukan
Tak hanya secara finansial, pandemi Covid-19 juga memberikan dampak bagi kesehatan mental sebagian masyarakat Indonesia. Ini imbas dari kekhawatiran akan keselamatan, kematian, hingga kesulitan keuangan. Di tahun 2022 Medix juga memprakirakan bahwa layanan kesehatan mental menjadi kebutuhan mendesak di Indonesia.
3. Prioritas Anggaran Pemerintah untuk Sektor Kesehatan
Anggaran pemerintah untuk sektor kesehatan tetap menjadi prioritas di tahun 2022 dibandingkan tahun 2017 – 2020. Namun rasionya akan cenderung berkurang karena pandemi mulai terkendali dan kasus menurun.
Diketahui, pemerintah Indonesia telah menetapkan alokasi anggaran kesehatan sebesar Rp255,3 triliun pada tahun 2022, yang merupakan 9,4% dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Anggaran kesehatan ini terdiri dari anggaran kesehatan reguler sejumlah Rp139,4 triliun dan anggaran PEN Covid-19 senilai Rp115,9 triliun.
4. Telekonsultasi dengan 4 Domain Aplikasi Berbeda
Menurut studi industri e-Health yang dilakukan oleh Deloitte Indonesia, Bahar Law Firm dan Chapters Indonesia, diprediksikan masa depan industri kesehatan terutama pada telekonsultasi akan melibatkan 4 domain aplikasi yang berbeda.
Keempat domain tersebut yaitu synchronous (video live), merupakan interaksi langsung dua arah antara pasien dan penyedia layanan kesehatan, asynchronous (store-and-forward) yakni transmisi riwayat kesehatan pasien yang berada di data base yang aman, Remote Patient Monitoring (RPM) adalah metode pengumpulan data pasien, dan mobile health (m-Health) yaitu aplikasi yang mempromosikan perilaku sehat hingga peringatan tentang wabah penyakit.
5. Modernisasi Infrastruktur Kesehatan
Infrastruktur kesehatan di Indonesia masih menjadi suatu kekurangan. Maka dari itu, modernisasi infrastruktur kesehatan misalnya seperti tempat tidur hingga memberikan akses fasilitas kesehatan ke pulau terpencil lengkap dengan tenaga kesehatan dokter dan perawat harus ditingkatkan.