Pernakah kamu melihat seseorang mengenakan pakaian berwarna serba hitam dan ikat kepala biru tua berjalan di tengah kota tanpa menggunakan alas kaki? Terkadang pula mereka membawa beberapa botol kaca yang berisikan madu. Ya, mereka adalah masyarakat Baduy atau sebutan lainnya Urang Kanekes.
Di tengah hiruk pikuk kota, era modern, masyarakat Baduy ini terbilang teguh dalam mewarisi adat leluhur, salah satunya tradisi Seba Baduy atau menyerahkan hasil bumi. Lantas, seperti apa tradisi tersebut?
Menyerahkah hasil bumi yang dimaksudkan dalam tradisi Seba Baduy antara lain mulai dari padi, pisang, sayur-sayuran, gula aren, dan palawija inilah yang akan dibawa sepanjang ratusan kilometer saat long march.
Ritual Seba Baduy termasuk acara yang melibatkan banyak orang, bahkan jumlahnya mencapai ribuan datang dari masyarakat Baduy Luar dan Baduy Dalam. Pakaian khas yang dikenakan oleh Baduy Luar adalah pakaian hitam dan ikat kepala biru, sedangkan Baduy Dalam mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna putih.
Ritual Kawalu
Tidak hanya berbicara mengenai menyerahkan hasil bumi, pada Seba Baduy, terdapat rentetan “acara” yang harus dilalui oleh masyarakat Baduy. Pertama adalah ritual Kawalu dimana ritual ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil bumi. Perlu dicatat bahwa ritual Kawalu sifatnya tertutup. Ritual Kawalu dijalani dalam kurun waktu tiga bulan, adapun tiga sesi dalam ritual ini.
Pada sesi terakhir dari ritual Kawalu, Urang Kanekes usianya di atas 15 tahun diwajibkan untuk berpuasa. Pada saat berbuka puasa, mereka harus memakan daun sirih dan gambir sebelum makan dan minum.
Ngalaksa
Setelah ritual Kawalu selesai, dilanjutkan dengan Ngalaksa aktivitas saling berkunjung. Seperti definisi silaturahmi pada umumnya, masyarakat Baduy akan mengunjungi dan menyapa tetangga dan para kerabat sambil membawa hasil bumi. Uniknya, terdapat dialog budaya antara Baduy Luar dan Baduy Dalam, dalam dialog, keduanya membahas mengenai kelestarian alam.
Dilansir dari Kompas.com, Inilah hukum adat yang dimiliki oleh Urang Kanekes;
Gunung Tak Diperkenankan Dilebur, Lembah Tak Diperkenankan Dirusak, Larangan Tak Boleh Diubah, Panjang Tak Boleh Dipotong, Pendek Tak Boleh Disambung, Yang Bukan Ditolak Yang Jangan Harus Dilarang, dan Yang Benar Haruslah Dibenarkan.