Ramadan segera tiba. Masa memulai menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadan ini jadi kewajiban umat Muslim sedunia. Buat Sobat yang Muslim, gimana nih kesiapanmu? Nah, di dalam masyarakat Sunda di Jawa Barat, terdapat kebiasaan yang dilakukan menjelang Ramadan. Yaitu tradisi munggahan, ziarah sebelum puasa Ramadan.
Munggahan merupakan tradisi yang dirawat hingga saat ini oleh pemeluk agama Islam di Jabar, terlebih di Kota Bandung. Momen ini umumnya dipakai juga sebagai ajang silaturahmi, yang mempertemukan saudara dan kerabat kembali di rumah untuk bersama-sama meluangkan waktu melaksanakannya.
Dalam tradisi munggahan, warga biasanya melaksanakan ziarah sebagai prosesi utama sebelum berpuasa di bulan Ramadan. Seperti diulas oleh Tata Twin Prehatinia dan Widiati Isana dalam artikel “Perkembangan Tradisi Keagamaan Munggahan Kota Bandung Jawa Barat tahun 1990-2020”, munggahan berasal dari kata “munggah” yang memiliki akar kata “unggah” yang berarti naik atau meningkat. Dikutip dari Detik.com, prosesi tradisi ini biasanya dilakukan pada saat Nisfu Syakban.
Dengan begitu tujuan munggahan dimaksudkan meningkatkan kualitas iman ke arah yang lebih baik dari masa bulan Syakban menuju Ramadan dalam kalender islami.
Tahapan Tradisi Munggahan
Prosesi yang biasanya dilakukan masyarakat dalam tradisi munggahan terdiri atas tiga tahap. Pertama ialah mengirim doa kepada leluhur yang sudah meninggal dunia dengan berziarah ke makam. Ziarah ke makam telah umum dilakukan masyarakat yang dijalankan dengan membawa kembang setaman dan air bening di dalam kendi atau botol.
Dengan menjalankan ziarah, umat Muslim diharapkan dapat mengingat bahwa suatu saat nanti akan memasuki masa akhir kehidupan setara dengan leluhur yang sudah lebih dahulu mangkat. Dengan begitu, kita pun akan terdorong untuk semakin memperbaiki diri dan tingkah laku hidup beriman.
Selain ziarah, munggahan juga mencakup prosesi membersihkan diri di tempat pemandian. Warga Bandung yang menjalankan ritus ini umumnya melakukan pembersihan diri di tempat-tempat rekreasi atau pemandian umum di Garut.
Ketiga, munggahan ditandai dengan kebiasaan menggelar makan bersama anggota keluarga atau kerabat dekat. Makan bersama biasanya dilakukan pada satu atau dua hari menjelang Ramadan. Menu makan bersama dalam munggahan antara lain berupa sajian nasi rendang atau semur daging, dan oseng-oseng bihun atau mi. Ada pula makanan ringan seperti rangginang, wajit ketan, dan uli.
Dengan menjalankan tradisi munggahan, umat Muslim diharapkan menjadi lebih bersemangat menjalankan puasa Ramadan. Selain itu, dengan meneruskannya, tradisi yang ajek dijalankan sejak 1990-an ini dapat terus terjaga dan lestari sekaligus menghormati leluhur yang mewariskannya.
Bagaimana dengan kebiasaan kamu menyambut puasa Ramadan, Sob? Semoga ibadahmu lancar dan memperoleh berkah, ya.