Jenis polah asuh atau tipe parenting di masa kini makin beragam, Sob. Tentu karena mudahnya akses informasi, menjadikan orangtua memiliki beragam pilihan tipe parenting mana yang hendak diterapkan.
Tentu dari berbagai jenis pola asuh tersebut harus disesuaikan dengan karakter sang anak, dong. Jika bunda dan ayah sedang memelajari mengenai tipe parenting, ada baiknya baca sampai habis artikel ini yang akan mengupas mengenai tiger, dolphin, dan jellyfish parenting. Masih asing, ya? Gulir ke atas untuk mengetahui lebih lanjut, yuk!
1. Tiger Parenting
Dilansir Verywellfamily.com, pola asuh ini pertama kali dikenalkan oleh Amy Chua, seorang profesor hukum di Sekolah Hukum Yale. Dalam bukunya yang bertajuk Battle Hymn of the Tiger Mother (2011), Amy menerapkan pola asuh ini dengan cara melarang anaknya menonton TV, nggak boleh main game, dilarang menginap di rumah teman, hingga tuntutan akademik tinggi.
Menurut Amy, tiger parenting adalah pola asuh otoriter dan kontrol ketat. Jenis pola asuh ini kerap dipandang keras, terlalu menuntut, dan tidak perhatian terhadap perasaan anak.
Oleh sebab itu, tiger parenting memiliki dampak buruk ketimbang manfaat positif bagi si anak. Dilansir Psychologytoday.com, jika pola asuh ini gagal maka anak-anak cenderung dapat nilai akademik lebih buruk. Kalaupun sisi akademisnya berhasil, bisa jadi aspek sosial dan emosionalnya yang nggak berkembang dengan baik.
2. Jellyfish Parenting
Layaknya ubur-ubur alias jellyfish, pola asuh ini dinilai fleksibel dengan anak-anaknya. Baik dari segi keinginan maupun kebutuhan. Dilansir Verywellfamily.com, jellyfish parenting cenderung sering melakukan bonding dan grounding dengan sang anak.
“Kelebihan dan pendekatan ini adalah orangtua akan banyak komunikasi dan empati terhadap sang anak yang bermanfaat bagi keterikatan serta koneksi positif,” terang Jami Dumier, konselor serta terapis di di Thriveworks, Pennsylvania. Menurutnya, gaya parenting ini menghasilkan hubungan seperti sahabat.
Namun karena selalu baik kepada sang anak, orangtua dengan jellyfish parenting dinilai sukar mengatakan ‘tidak’ dan membuat anak menjadi manja. Orangtua jadi sukar mengontrol diri kapan harus luwes atau tegas.
3. Dolphin Parenting
Walau kedua gaya pola asuh yang sebelumnya menimbulkan pro dan kontra, namun para ahli menyebutkan kalau dolphin parenting adalah pilihan paling ideal. Keduanya jika digabungkan menjadikan orangtua kolaboratif dan berwibawa.
Kalau tiger dan jellyfish diklaim terlalu ekstrem, lumba-lumba ada di bagian tengah, Sob. Sebab, menurut Psychologytoday.com, orangtua akan memprioritaskan tujuan jangka panjang untuk menjalani kehidupan yang ‘sehat, dan seimbang dengan koneksi serta tujuan jangka pendek.
Ciri khas dari parenting ini adalah memiliki aturan, ekspetasi terhadap nilai akademik, dan disiplin. Namun di satu sisi mereka juga mengajarkan anak untuk mandiri, menanamkan passions pada setiap individu, serta menghargai otonomi.
Menurut laman Thehealthsite.com, anak yang dibesarkan dengan dolphin parenting akan tumbuh menjadi seseorang yang mampu membangun kemandirian, memiliki keterampilan sosial yang baik, percaya diri tinggi, kreativitas dan akademik meningkat, dan motivasi dirinya kuat.
Tipe parenting di atas bisa dijadikan referensi bagi orangtua yang hendak memberikan pola asuh tertentu bagi sang anak. Memang, tak semua gaya pola asuh dan orangtua itu sempurna. Namun dengan adaptasi, motivasi diri, dan kerja sama dengan pasangan untuk membesarkan sang anak, pasti keluarga kecil kalian akan bertumbuh dengan baik.