Siapa sih yang nggak tahu media sosial TikTok? Sebagai salah satu media sosial terpopuler di dunia, aplikasi video pendek ini menandingi ragam media sosial lain, Sob. Seperti tercatat dalam laporan riset We Are Social dan Hootsuite, pada Januari 2023 TikTok memiliki 1,05 miliar pengguna di seluruh dunia. Maka pada gilirannya, TikTok pun sudah bersiap rajai pasar iklan video daring.
Lalu bagaimana dengan penggunaannya, ya, Sob? Rata-rata untuk durasi akses atau penggunaannya, Tiktok masih tertinggi sedunia dibandingkan akses publik pada medsos lainnya. Seperti dirilis oleh penelitian We Are Social pada awal 2023, dalam kurun satu bulan (sekitar 30 hari), durasi rata-rata yang dihabiskan satu orang melihat Tiktok adalah 23,5 jam. Disusul YouTube 23,1 jam, Facebook 19,7 jam, Whatsapp 17,3 jam, dan Instagram 12 jam.
Data tersebut melesat jauh dari perhitungan Januari 2023 lalu yang menempatkan TikTok di peringkat keenam aplikasi media sosial dengan pengguna terbanyak sedunia. Tercatat, pengguna TikTok di seluruh dunia bertambah 18,8% dibandingkan tahun 2022. Popularitas TikTok sangat signifikan dan dengan sangat cepat dan jadi nge-tren di pasar konsumen kalangan muda sebagai demografi yang dicari-cari para pengiklan. Pasar pemuda inilah yang secara tradisional sulit dijangkau oleh jaringan TV linier tradisional dan jaringan sosial lainnya.
Hal itu didukung fakta terbaru bahwa sebanyak 40 persen generasi Z memilih TikTok sebagai tempat untuk mencari informasi. Tiktok diyakini telah mulai menggeser posisi Google yang selama puluhan dekade menjadi sumber pertama halaman pencarian. Jadi, siap-siap nih, Sobat, sebutan “Mbah Google” perlahan akan tersisih.
Melansir Detik, Senior Vice President Google, Prabhakar Raghavan, menunjukkan dari 40% Gen Z yang memilih TikTok sebagai tempat rujukan informasi, jenis info yang dicari kebanyakan terkait kebutuhan rencana liburan, produk perawatan kulit dan kecantikan, restoran, tempat nongkrong, dan makanan. Separuh dari responden lain diketahui lebih memilih TikTok serta media sosial lainnya dibandingkan Google Search atau Maps.
Riset terbaru Morning Consult pun menyodorkan prediksi dari pertumbuhan pesat TikTok yang banyak digunakan sebagai platform pencarian informasi mutakhir. Salah seorang responden dari gen Z, Anne-Christine (21) mengungkapkan preferensinya pada TikTok. Christine memilih TikTok karena menyukai informasi dalam bentuk visual.
“Memang bisa melihat produk dan informasi dengan membaca. Tetapi lebih gampang jika menontonnya,” ujar Christine.
Sementara itu, Talia Magee (24) menyebut bahwa dia merasa lebih mudah mendapatkan informasi lewat TikTok. Hal ini terutama adanya fitur “predictive text” di TikTok sehingga pengguna tak perlu mengetik teks secara lengkap.
Pasar Iklan Potensial
Dilihat dari cakupan jumlah pengguna, konsumer TikTok terbanyak berasal dari negara Amerika Serikat. Dikutip dari Katadata, awal tahun ini tercatat sebanyak 113,3 juta pengguna TikTok dari AS. Selanjutnya, Indonesia di urutan kedua dengan jumlah pengguna TikTok mencapai 109,9 juta. Diikuti oleh Brasil 82,21 juta pengguna, Meksiko (57,51 juta), dan Rusia (54,9 juta).
Gambaran besarnya jumlah pengguna itu memungkinkan peralihan medium pengguna untuk menonton video ke medsos TikTok. Kesimpulan awal dari temuan grup riset dan konsultasi teknologi Omdia, menyebutkan, di AS perusahaan layanan medsos milik Shou Zi Chew ini telah menyalip platform medsos lain sebagai tempat terpopuler menonton video. Tim Omdia melacak, secara praktik pada 2022 konsumer menghabiskan lebih dari 30 menit waktu mereka untuk menonton konten di TikTok.
Akibatnya, seperti dikatakan Direktur Senior di kelompok latihan Media dan Hiburan Omdia Maria Rua Aguete, pengiklan mulai menjauhi META dan YouTube untuk lalu mendekati TikTok dalam menjangkau basis pengikut mereka yang luas. Tak pelak, Sob, TikTok pun digadang-gadang bersiap rajai pasar iklan video daring.
Data Omdia pada Oktober 2022 juga menunjukkan, TikTok melampaui Netflix menjadi aplikasi terpopuler kedua di AS.
“Hanya YouTube yang mempertahankan mahkotanya untuk penonton berusia kurang dari 35 tahun,” kata Maria.
Diperkirakan, iklan video daring akan menghasilkan lebih dari 331 miliar dolar AS pada tahun 2027. Sebesar 37% dari pendapatan tersebut disebut akan hanya menjadi milik TikTok. Hal ini disebabkan kepopuleran TikTok sebagai medium untuk menonton video secara daring yang menyalip medsos lain.
Bahkan, Omdia menaksir pula, TikTok sedang melaju cepat untuk meraih peluang pendapatan total secara global yang diperkirakan melebihi satu triliun dolar AS pada 2027. Besaran angka itu akan jauh melampaui kisaran pendapatan Netflix sebesar 7,4 miliar dolar AS, atau setara 2% dari cakupan pasar iklan video daring pada tahun yang sama.
Nah, buat Sobat yang doyan main dan nge-scrool TikTok, gimana nih tanggapanmu? Cukup senang sebagai pengguna saja, atau tertarik juga memakai TikTok buat sarana cari keuntungan?