Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, saat ini pembangunannya tengah dalam proses penyelesaian. Proyek ini merupakan gagasan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Bangunan Terowongan Silaturahmi ini menjadi salah satu ikon toleransi antar umat beragama di Indonesia. Progres dari bangunan fisiknya sudah mencapai 61 persen, sisanya ditargetkan akan rampung pada 17 Agustus 2021 mendatang.
Sebenarnya penghubung antara dua rumah ibadah ini bisa saja menggunakan jembatan penyebrangan. Namun, menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, karena faktor keamanan dan keselamatan akhirnya disepakati untuk memilih terowongan bawah tanah ini.
“Ada tiga alternatif sebetulnya bisa jembatan penyeberangan, tapi kan terlalu curam, atau dengan yang lain, kita pilih terowongan yang lebih aman,” jelas Basuki pada Selasa (01/06/2021).
Bangunan dari terowongan ini memiliki panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter sehingga total luas terowongan pada area tunnel adalah 136 meter persegi. Sedangkan untuk total luas shelter dan tunnel adalah 226 meter persegi. Terowongan ini cukup besar melihat dari ukuran yang dijabarkan.
Jarak dari pintu masuk terowongan ke gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 meter, sedangkan jarak dari pintu masuk terowongan ke Gereja Katedral adalah 32 meter. Hal tersebut guna memastikan keamanan struktur dari Katedral.
Sebagai salah satu bangunan cagar budaya, desain interior terowongan ini menggunakan marmer dan dilengkapi dengan railing stainless yang menyimbolkan jabat tangan. Sedangkan arsitektur entrance terowongan dibangun dengan gaya modern, pada bagian ekteriornya menggunakan material yang transparan agar keindahan desain dari Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral tetap terlihat.
Tidak hanya itu, terowongan ini terdapat tangga dan lift difabel untuk penunjang fungsi terowongan sebagai bangunan publik.
Selain sebagai ikon toleransi, terowongan ini juga berfungsi sebagai akses jamaah dari kedua rumah ibadah agar lebih termudahkan. Berfungsi juga untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir tanpa harus mengganggu arus lalu lintas.
Dalam proses pembangunannya, terowongan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari Badan Pengelola Masjid Istiqlal dan Dewan Paroki Gereja Katedral. Keterlibatan ini guna membahas bersama terkait proses desain dengan memerhatikan masing-masing rumah ibadah.
Mengapa hal ini dilakukan? Agar tetap mencirikan persatuan dalam bentuk desain dari Terowongan Silaturahmi.