Disclaimer: Di Afrika, Maroko adalah sebuah negara. Sedangkan di Indonesia, Maroko adalah nama Desa, Sob.
Di daerah Garut, Jawa Barat rupanya ada sebuah daerah yang bernama Desa Maroko, Sob. Nama desa tersebut mendadak viral di media sosial lantaran mirip dengan nama negara yang mengikuti Piala Dunia 2022 yakni Maroko.
Desa viral satu ini terletak di Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat. Dengan viralnya kampung tersebut, banyak warga yang mengaku senang dan bangga ketika memiliki nama daerah yang mirip dengan salah satu nama negara yang berhasil lolos di Piala Dunia Qatar 2022, Maroko.
“Kami bersyukur saja desa kami menjadi terkenal, kebetulan Desa Maroko, penduduknya sama mayoritas muslim sama dengan negara Maroko di sana (konsestan Piala Dunia),” kata Kepala Desa Maroko, Suryana.
Menurutnya, sejauh ini pencapaian Negara Maroko selama di Piala Dunia Qatar 2022 cukup ciamik. Dirinya juga berharap Maroko bisa sampai tahap final dan menjadi juara di piala dunia.
“Saya optimis mereka bisa sampai final dan menjadi juara dunia pertama dari benua Afrika,” tambahnya.
Ngobrolin soal desa yang viral ini, kira-kira bagaimana, ya, sejarah terbentuknya daerah tersebut? Kita kulik bersama-sama, yuk!
Melansir Info Garut, Desa Maroko sudah ada sejak 58 tahun lalu atau lebih tepatnya pada 1964. Kala itu desa ini didirikan oleh Haji Umar. Selain menjadi pendiri, Umar juga merupakan kepala desa pertama di kampung tersebut.
Awal mulanya, desa ini merupakan nama sebuah kampung yang berlokasi di Desa Mekarsari. Namun, lambat laun kampung tersebut mengalami pemekaran dari Kewedanaan Pameungpeuk. Kini wilayah tersebut telah menjadi Kecamatan Pameungpeuk.
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri tahun 2022, saat ini Desa Maroko telah dihuni lebih dari 4.157 jiwa atau 1.209 KK (Kepala Keluarga). Menurut keterangan Kades Maroko, Suryana, hampir 70% warganya merupakan penduduk asli kampung tersebut dan sisanya pendatang.
Sebagai mata pencaharian, warga Kampung Maroko masih menggantungkan hidupnya dengan bertani. Maka dari itu, sebagian besar penduduk setempat berprofesi sebagai petani dan penyadap karet. Salah satu faktor warga menggeluti pertanian adalah kondisi geografis desa yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan.
Banyaknya yang bekerja di bidang pertanian ini karena salah satu faktornya adalah kondisi geografis desa yang dikelilingi perbukitan dan pergunungan.
Namun terlepas dari namanya yang viral, sangat disayangkan karena pada kenyataannya akses jalan di desa tersebut masih memprihatinkan. Berharapnya beberapa akses jalan segera dibangun dan diperbaiki di sana, Sob. Sebab medan yang terjal dengan kondisi infrastruktur yang kurang baik bisa menghambat transportasi yang ada.