Pernah nggak, sih, Sobat SJ bertanya-tanya “Apakah di luar angkasa terdapat suara?” Nah, baru-baru ini Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis tangkapan suara yang berasal dari lubang hitam atau black hole.
Seperti yang dikutip oleh akun Twitter@NASAExoplanets, jika ternyata pada ruang hampa yang berada di luar angkasa tepatnya di black hole dapat menghasilkan suara. Jika mendengar rekamannya, suara tersebut terdengar cukup mencekam dan menyeramkan.
“Selama ini publik memiliki asumsi keliru, bahwa suara tidak bisa terdengar di ruang hampa. Padahal, di galaksi berikut, aktivitas gas dekat lubang hitamnya menghasilkan suara yang bisa terekam jelas,” tulis akun Twitter NASA Exoplanets, pada Senin (22/8/2022).
The misconception that there is no sound in space originates because most space is a ~vacuum, providing no way for sound waves to travel. A galaxy cluster has so much gas that we’ve picked up actual sound. Here it’s amplified, and mixed with other data, to hear a black hole! pic.twitter.com/RobcZs7F9e
— NASA Exoplanets (@NASAExoplanets) August 21, 2022
Tangkapan suara tersebut diketahui berasal dari lubang hitam gugusan galaksi Perseus atau terletak pada 250 juta tahun cahaya dari Bumi. Menurut berbagai kantor berita di Amerika Serikat, suara tersebut diketahui telah diperkuat dan dicampur dengan data lain dan dialihkan sebanyak 57 hingga 58 oktaf, sehingga dapat didengar oleh manusia.
Sedangkan suara asli dari lubang hitam sendiri sebenarnya tidak mampu didengar oleh telinga manusia. Dikarenakan, gelombang pada ruang angkasa memuat nada terendah di Semesta. Namun, proses sonikasi terhadap gelombang dengan bantuan teknologi penangkap gelombang mampu merekam beberapa oktaf lebih tinggi dan manusia bisa memperkirakan seperti apa suaranya yang telah merambat melalui beragam galaksi.
Lalu bagaimana suara bisa ditangkap di luar angkasa atau galaksi dekat lubang hitam?
Gelombang suara terendah yang pernah terdeteksi diketahui diekstraksi secara radial atau diekstrasi mengara keluar dari lubang hitamnya. Kemudian, gelombang suara tersebut dimainkan dengan cara melawan arah jarum jam dari titik pusatnya. Sehingga manusia memungkinkan mendengar suara gelombang itu dari segala arah lubang hitam pada nada 144 kuadriliun atau 288 kuadriliun lebih tinggi daripada frekuensi aslinya.
Suara dari lubang hitam pun juga diperjelas oleh salah satu media ilmiah bernama Science Alert. Di mana dalam kutipannya dijelaskan jika suara yang dihasilkan itu merupakan aktivitas gas dekat lubang hitam yang berada di pusat klister galaksi Perseus.
Para ilmuwan pun menyetujui jika galaksi dianggap memiliki banyak kandungan gas yang tersebar di sekitar lubang hitam atau black hole. Dengan begitu, muatan gas tersebut memicu interaksi dengan plasma sehingga tercipta sebuah gelombang suara.
Kejutan-kejutan dalam dunia astronomi sendiri diketahui bukan kali ini saja terjadi. Pada 2003 lalu, tercatat jika para astronom mendeteksi sesuatu yang mengagetkan, yakni menemukan gelombang akustik yang menyebar melalui sejumlah besar gas yang mengelilingi lubang hitam supermasif di pusat gugus galaksi Perseus.
Sekadar informasi saja, nada terendah yang teridentifikasi pada 2003 lalu berada di titik B-flat, hanya 57 oktaf di bawah nada C dengan memiliki frekuensi 10 juta tahun. Nada terendah yang pernah dideteksi manusia punya frekuensi 1/20 per detik.