Mahasiswa ITS Surabaya Bikin Terapi Rehabilitasi di Metaverse

Pasien cukup log in metaverse dan pakai kacamata virtual reality.

Terapi Rehabilitasi di Metaverse

ilustrasi proses terapi rehabilitasi di metaverse karya mahasiswa ITS Surabaya. Sumber: its.ac.id.

Berkat keberadaan teknologi di masa kini, kehidupan manusia jadi terbantu, Sob. Salah satunya di bidang kesehatan yakni terapi rehabilitasi yang sering diterapkan bagi pasien pasca-amputasi. Untuk mendukung terapi ini, mahasiswa ITS Surabaya bahkan menciptakan terapi rehabilitasi di metaverse, loh!

Dilansir laman resmi ITS Surabaya, Epindonta Ginting yang merupakan ketua tim dari inovasi tersebut menjelaskan kalau terapi rehabilitasi adalah metode pengobatan pasien guna mengembalikkan fungsi tubuh yang cedera atau sudah teramputasi. Terapi ini dilakukan secara rutin selama enam bulan dengan menggerakan anggota tubuh yang diamputasi.

“Namun, terapi ini dinilai masih kurang efektif karena mengharuskan pasien datang ke rumah sakit sehingga membuat pasien jenuh,” terangnya.

Mengatasi hal ini, Epindonta bersama timnya berinovasi menciptakan metode rehabilitasi yang diintegrasikan dengan teknologi metaverse. Ia menjelaskan, melalui terapi rehabilitasi di metaverse ini nantinya pasien akan menjalani pengobatan secara virtual dengan dokter. Pasien nggak perlu kepayahan harus kontrol on the spot atau luring ke rumah sakit, Sob. Cukup log in ke metaverse, pasien mampu menjalani terapi seperti biasanya.

Lebih lanjut, pria yang acap kali disapa Epin tersebut menjelaskan prosedur penggunaan terapi rehabilitasi di metaverse tersebut. Dimulai dari pasien bertemu dokter secara virtual di metaverse menggunakan kacamata virtual reality (VR).

Potret Epindonta Ginting (tengah) bersama timnya saat melakukan riset dan percobaan terhadap salah satu pasien pasca-amputasi lengan bagian atas. Sumber: its.ac.id.

Kemudian pasien akan menggerakan lengan atau anggota tubuh yang tidak diamputasi untuk mengukur sinyal saraf serta respon gerakan otot menggunakan alat Electromyography (EMG). Alat tersebut nantinya memvisualisasikan sinyal saraf dan gerakan otot secara virtual dengan alat Motion Tracking.

Epin mengklaim kalau terapi virtual ini memiliki efektivitas lebih tinggi dibandingkan metode yang lama karena mampu memvisualisasikan gerakan otot lengan serta gerakan lain secara akurat, sehingga mampu mempercepat rehabilitas pasien.

“Selain itu, terdapat fitur audio dan getaran untuk menunjang pemulihan fungsi motorik tangan dan psikis pasien,” tegasnya.

Alasan Penggunaan Metaverse sebagai Media Terapi

Mahasiswa Departemen Teknik Mesin ini membeberkan alasannya menggunakan metaverse dalam inovasi tersebut. Ia berpendapat bahwa dalam dunia metaverse, para pasien bisa mendapatkan sensasi menggunakan tangan sungguhan, Sob!

Nah, sensasi tangan sungguhan ini berfungsi untuk mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, pasien dan dokter nantinya bisa berinteraksi serta aktif bergerak, diyakini bisa meningkatkan efektivitas terapi rehabilitasi.

Tim PKM VGK ITS pada Pimnas ke-35 2022 lalu yang terdiri dari (dari kiri) Epindonta Ginting, Akila Kumalasari, Rizqullah Irwanto, Galih Sukma Adjie, dan Izzah Awwalin. Sumber: its.ac.id.

FYI, inovasi terapi rehabilitasi metaverse ini diberi nama Metatherapy dan digagas oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Video Gagasan Konstruktif (VGK) ITS Surabaya yang terdiri dari Epindonta Ginting, Galih Sukma Adjie, Rizqullah Irwanto, Izzah Awwalin, dan Akila Kumalasari.

Melalui inovasi ini, mereka berhasil memboyong medali perak dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022 lalu. Setelah menciptakan inovasi ini, Epin dan tim berharap proyek ini bisa terealisasikan dan memberikan kemudahan rehabilitasi bagi pasien pasca-amputasi nantinya.

Exit mobile version