Tenaga kesehatan Republik Indonesia, mulai 1 Februari 2021 akan mendapatkan vaksinasi COVID-19 kedua dari pemerintah. Berdasarkan catatan Kemenkes RI, total sudah 539.532 tenaga medis yang telah divaksin dosis pertama dan dosis kedua baru diterima sebanyak 35.406 per Senin (1/2/2021) siang WIB.
Pemerintah Republik Indonesia sendiri, menargetkan untuk memberikan vaksin COVID-19 kepada tenaga kesehatan Republik Indonesia sebanyak 1.531.072 orang. Sedangkan target vaksinasi secara keseluruhan di tahun 2021 ditargetkan mencapai 181.554.465 juta jiwa.
Sebelumnya, vaksinasi COVID-19 kedua telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo beserta pejabat negara lainnya dan beberapa public figure Indonesia sejak 27 Januari 2021. Dipastikan, vaksin COVID-19 kedua sama seperti yang pertama, yakni vaksin Sinovac. Hal ini diungkapkan langsung oleh Jubir Kepresidenan, M Fadjroel Rachman beberapa waktu lalu.
“Presiden Joko Widodo tanggal 27 Januari itu mendapatkan vaksin dosis kedua. Itu merupakan pesan kuat dari Presiden bahwa vaksin COVID-19 produksi Sinovac, itu dari Tiongkok, itu suci halal dan aman efektfif,” jelas Fadjroel saat menghadiri acara Apresiasi Relawan dan Peluncuran Sahabat Jago Preventif, pada Minggu (31/1/2021).
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk vaksinasi COVID-19, Reisa Broto Asmoro menjelaskan jika vaksinasi kedua dilakukan untuk mengoptimalkan imunisasi di dalam tubuh.
“Karenanya kita wajib untuk melaksanakan penyuntikan pada dosis kedua untul dapat menghasilkan kekebalan yang optimal yang dibangun oleh tubuh kita. Sehingga imunitas kita semakin kuat melawan Covid,” ujar Reisa seperti dikutip Republika.
Reisa juga menambahkan jika vaksinasi pertama berperan sebagai mengenalkan virus mati COVID-19 ke tubuh penerima, sedangkan vaksinasi kedua bertugas sebagai booster dose atau penguat kemampuan vaksin.
“Jadi tubuh kita dikenalkan dulu dengan inactivated virus. Lalu dia akan bekerja sama membentuk sistem kekebalan tubuh atau antibodi baru. Dosis kedua ini gunanya untuk meningkatkan kekuatan vaksin. Sehingga dosis kedua dapat membuat antibodi yang terbentuk semakin kuat dan optimal,” ujar Reisa.