Berawal dari masyarakatnya yang menggemari tempe, kini produk makanan olahan asal Indonesia ini akan masuk ke Supermarket di Jepang. Rencananya, Jepang akan mengimpor tempe dari Indonesia sebanyak 13,8 ton untuk didistribusikan di wilayah Kansai dan Kanto Jepang.
Nantinya tempe akan masuk dan dijual di jaringan supermarket Gyomu Suppa yang termasuk salah satu jaringan supermarket terbesar di Jepang. Total supermarket yang akan menerima tempe dari Indonesia sekitar 800 toko. Hal ini pun menambah jajaran makanan Indonesia yang telah diekspor ke berbagai negara dan menambah nilai industri Indonesia dibidang ekspor.
Masuknya tempe ke pasar besar Negeri Matahari Terbit ini karena hasil penandatangan kontrak pesan ulang antara PT Arumia Kharisma Indonesia dengan Kobe Bussan Co. Ltd.
Penandatangan kontrak tersebut juga dihadiri oleh Konsul Jenderal RI di Osaka, Dian ES Sutiko yang menyampaikan apresiasinya karena sudah memberi kepercayaan dan mengimpor produk makanan dan minuman dari Indonesia untuk disebarluaskan kembali di Jepang.
Konjen Diana juga mengatakan bahwa ekspor makanan dan minuman Indonesia memiliki kesempatan yang besar. Produk makanan dan minuman dari Tanah Air juga cukup bersaing dengan berbagai produk dari negara lain.
Tidak hanya itu, kualitas, keamanan tinggi, dan kemasan yang menarik serta praktis juga merupakan faktor penunjang yang sangat penting untuk memastikan adanya peningkatan akan masuknya ke pasar dan kelanjutan ekspor produk makanan dari Indonesia ke Jepang.
“Produk makanan dan minuman Indonesia harus mempunyai hasil uji lab yang diakui di Jepang. Oleh karena itu, hal ini tidak terlepas dari peran Badan POM dalam memastikan produk kulaitas ekspor benar-benar aman dan sesuai standar internasional,” tuturnya lagi.
Bagi warga Jepang, tempe merupakan salah satu makanan yang menyehatkan dan bergizi. Maka dari itu, rata-rata warga Jepang menyukai tempe.
Selain impor dari Indonesia, Jepang juga terdapat sebuah tempat produksi tempe oleh pengusaha diaspora Indonesia, yakni Sariraya Tempe dan Rusto’s Tempeh.
Di samping itu, apabila melihat dari perkembangan ekspor makanan dan minuman produk Indonesia ke Jepang pada 2020 bisa mencapai 304,8 juta dolar AS. Nilai ekspor yang diamati selama 5 tahun terakhir ini naik sebesar 3,27 persen.
Tentunya hal tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang bagi produk makanan dan minuman Indonesia dalam terus pengupayaan ekspor ke negara Jepang.
Kedepannya diperlukan adanya upaya promosi yang digabungkan dengan edukasi kepada masyarakat Jepang mengenai cara mengolah dan mengonsumsi makanan olahan asal Indonesia.