Kabar terbaru dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Telkom akan menjalin kerja sama dengan SpaceX (Starlink), perusahaan luar angkasa milik Elon Musk. Kerja sama ini direncanakan untuk membantu mempercepat pemerataan akses internet dengan menyediakan jaringan penyalur (backhaul).
Adapun kabar kerja sama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dengan perusahaan SpaceX (Starlink) disampaikan oleh VP Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko.
Menurutnya, kerja sama ini akan mendukung program pemerintah untuk mempercepat pemerataan digitalisasi ke seluruh pelosok negeri. Hal ini dilakukan mengingat sejumlah wilayah di Indonesia masih minim ketersediaan infrastruktur backhaul atau jaringan penyalur. Apa yang dimaksud dengan jaringan penyalur?
Backhaul merupakan jalur penghubung dari suatu base station ke core network. Dengan memasang backhaul di sejumlah wilayah di Indonesia, kendala banyaknya pemukiman kecil yang sulit untuk dijangkau dan terjal (daerah rural) akan dapat diatasi.
Fakta itu diperkuat dengan isi laporan Kemkominfo yang menyebutkan, per 2020 terdapat lebih dari 12.000 desa yang belum mendapatkan akses internet. Jumlah tersebut pun tengah dipangkas, dan belum memberikan hasil yang signifikan.
“Sehingga dapat menjembatani kesenjangan infrastruktur backhaul yang ada di Indonesia guna mendukung percepatan digitalisasi yang lebih masif,” ujar Andri.
Di samping itu, Andri juga mengatakan, saat ini perusahaan Elon Musk, SpaceX telah bekerja sama dengan Telkom Indonesia lewat anak usahanya, yaitu Telkomsat. Kerja sama ini akan berfokus pada bisnis satelit.
“Kerja sama Telkomsat dengan SpaceX adalah kemitraan B2B Starlink untuk melayani kebutuhan berbasis backhaul,” ujar Andri.
Sementara menurut laporan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), penerobosan internet di Indonesia mencapai 77 persen. Ini berarti ada sekitar 23 persen warga Indonesia yang belum mendapatkan akses internet.
Lebih mirisnya lagi, 20 persen dari 23 persen penduduk yang belum memperoleh akses internet, ternyata banyak yang berada di wilayah Indonesia bagian timur.
Melansir Stalink Mag via Bisnis.com, tingkat latensi atau lama satelit Starlink memberikan sinyal hingga diterima oleh konsumen hanya 45 milidetik (ms). Angka tersebut pun ditafsir jauh lebih cepat ketimbang satelit low orbit seperti Viasat sebesar 630 ms dan HughesNet yang mencapai 724 ms.
Diperkirakan kecepatan unduh satelit Starlink juga jauh lebih cepat. Bahkan bisa mencapai 25 hingga 220 mbps, Sob. Rata-rata pengguna internet dengan satelit ini mendapatkan kecepatan lebih dari 100 mbps.
Dengan kecepatan tersebut maka tak heran bila Starlink sangat diandalkan dalam kegiatan daring seperti streaming, panggilan video, permainan daring, dan penggunaan internet rumah tangga lainnya.
Karena kemampuan satelitnya mumpuni, Elon Musk ingin satelit orbit bumi rendah (LEO) Starlink miliknya bisa beroperasi di daerah-daerah terpelosok di Indonesia, salah satunya lewat kerja sama dengan Telkom Indonesia. Elon Musk ingin satelitnya berperan untuk menunjang pelayanan kesehatan hingga pendidikan. Nantinya Indonesia bagian timur bakal menjadi daerah pertama yang merasakan kecepatan satelit tersebut.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan mengatakan rencana tersebut disampaikan Elon Musk saat Luhut dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi berkunjung ke Amerika Serikat.
“Oleh karena itu, kita sepakat juga dengan Elon untuk Starlink masuk ke Indonesia bagian timur,” kata Luhut.