Tas jaring-jaring berwarna kecoklatan kerap kita lihat dibawa kemana-mana oleh Suku Baduy, dijinjing di pundak hingga disilangkan. Tas tersebut bernama Koja dan Jarog khas Suku Baduy yang sangat kuat meski di dalam tas berisi beraneka barang serta tahan lama.
Mengapa tas Koja bisa memiliki ketahanan yang sangat lama? Hal ini dikarenakan tas ini dibuat dari kulit kayu pohon Teureup atau Terap yang berada di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Pohon ini memiliki ketahan terhadap hewan rayap.
Pohon yang mempunyai nama latin Artocarpus Elasticus ini tidak hanya ada Banten dan memiliki nama lokal yang berbeda di setiap suku seperti kalam (Mentawai), torop (Karo), bakil (Melayu), tarok (Minangkabau), bendha (Jawa), kokap (Madura), erap (Kalimantan) dan taeng (Makassar).
Proses pembuatan tas ini dibuat secara tradisional dan handmade untuk kualitas yang terbaik. Diawali dari mencari pohon Teureup di pedalaman hutan serta menyeleksi mana pohon yang sudah cukup umur. Kemudian diambil bagian kulit pohon tersebut dengan cara dikelupas sebagai bahan dasar tas Koja.
Kulit kayu dari batang pohon kemudian direndam agar serat-seratnya bisa terpisah lalu dijemur hingga kering, dipilin-pilin seperti membuat benang hingga disambung sampai panjang membentuk tali. Selanjutnya bakal dianyam hingga membentuk sebuah tas.
Umumnya lama pembuatan tas Koja suku Baduy membutuhkan waktu dari beberapa hari hingga seminggu tergantung kerumitan motif serta ketersediaan bahan baku yaitu kulit pohon Teureup.
Keunikan tas Koja ini berwarna coklat asli tanpa menggunakan pewarna buatan berkat kulit pohon Teureup. Tetapi pohon Teureup yang sudah pernah dikelupas untuk bahan dasar tas membutuhkan waktu hingga dua tahun agar bisa dikupas kembali untuk memberikan kualitas terbaik dari segi kekuatan dan ketahanan.
Tas Koja dipakai Suku Baduy dalam segala kegiatan sehari-hari dari mulai berladang, bercocok tanam, membawa alat-alat ke sawah, membawa hasil panen dan tangkapan ikan. Nantinya, tas ini akan membusuk secara alami dalam waktu yang sangat lama dan ketika sudah busuk biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat Suku Baduy sebagai pupuk hingga pengobatan tradisional.
Suku Baduy adalah suku adat Sunda yang berada di wilayah Lebak Jawa Barat, selalu menggunakan cara tradisional dan menjunjung tinggi kearifan lokal. Suku yang terdiri dari dua golongan yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar tersebut menghormati etika alam dan sehari-harinya memakai sejumlah norma atau nilai adat yang telah disepakati masyarakat.
Karena ketahanan dan kekuatan tas Koja, kini tas tersebut sudah bisa dibeli oleh masyarakat luar Baduy yang ingin melestarikan produk lokal Indonesia, baik dijual langsung oleh warga Baduy Luar di pameran kreatif hingga di e-commerce.