Setelah menargetkan eskpor industri kreatif mencapai Rp403 triliun di tahun 2023, pemerintah kembali mengungkapkan target ekspor salah satu produk industri kreatif yang populer yaitu batik. Dikatakan, target ekspor batik Indonesia di 2023 berada di angka US$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun. Angka ini 35,44 persen lebih tinggi dari realisasi ekspor batik tahun lalu dengan nilai US$64,56 juta atau sekitar Rp989 miliar.
Kendati target ekspor naik tinggi, namun menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita terhitung realistis jika melihat kinerja positif industri batik Indonesia di tahun lalu yang mencatatkan kenaikan ekspor 30,1 persen year on year.
Tak hanya itu, terlebih di masa pandemi Covid–19 ekonomi Indonesia kian menggeliat. IMF pun memberikan sinyal positif pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 3 persen.
“Sesuai yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo, saat ini menjadi momentum yang sangat baik bagi industri batik untuk bisa kembali bangkit, karena perekonomian sedang tumbuh,” ujar ata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Pameran Gelar Batik Nusantara (GBN) 2023 dengan tema “Batik, Bangkit!” di Jakarta, Rabu (2/8).
Lebih lanjut, dalam upaya meningkatkan ekspor batik dalam negeri, pihak Kementerian Perindustrian mengupayakan pengembangan industri batik yang berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti asosiasi, pelaku usaha, desainer, akademisi, e-commerce hingga influencer. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkenalkan serta mempromosikan potensi kekayaan batik dalam negeri.
“Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pengrajin, desainer, pelaku industri, serta pecinta dan pemakai batik yang selama ini berkreasi menciptakan, memproduksi, dan menggunakan batik sebagai karya adiluhung bangsa kita,” paparnya.
Upaya Tingkatkan Ekspor Batik Indonesia
Menperin Agus juga memaparkan, batik khas Indonesia bisa berdaya saing tinggi karena mempunyai keunggulan motif, desain, dan coraknya yang inovatif dengan berbasis kearifan lokal. Setidaknya saat ini ada empat Indikasi Geografis Batik atau motif batik yang jadi ciri khas suatu daerah, yaitu Batik Tulis Nitik Yogyakarta, Batik Besurek Bengkulu, Sarung Batik Pekalongan, dan Batik Tulis Complongan Indramayu. Batik-batik ini tentunya dilindungi kekayaan intelektualnya.
“Bapak Presiden menegaskan bahwa batik sangat istimewa, tidak saja karena keindahannya, tetapi juga punya makna dan filosofi yang dalam. Batik adalah wajah kita dan kehormatan kita,” ungkapnya.
Kedepannya, guna meningkatkan kinerja Batik pihak Kementerian Perindustrian mengimbau para komunitas batik agar bisa mendaftarkan produknya kepada Kemenkumham, menggencarkan tradisi memakai batik sebagai wujud kehormatan pada kearifan lokal hingga transformasi ke arah industri yang ramah lingkungan
Kemenperin mendorong pelaku industri batik untuk menerapkan konsep reuse, recycle, dan recovery (3R). Misalnya penggunaan malam atau lilin khusus bekas untuk didaur ulang sehingga menciptakan nilai efisiensi. Selanjutnya, zat warna dapat didaur ulang melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
“Industri batik juga merupakan sektor padat karya yang telah menyerap tenaga kerja hingga jutaan orang. Artinya, sektor industri batik ini telah memberikan kehidupan dan penghasilan bagi jutaan rakyat Indonesia,” tandasnya.