Salah satu komoditas pertanian Indonesia yang banyak diekspor adalah tanaman air. Ya, tanaman air tawar atau aquatic plant dari Indonesia merupakan yang terbaik di dunia. Salah satunya adalah jenis Bucephalandra spp., sehingga banyak diminati pasar dunia.
Tercatat, tanaman air jenis Bucephalandra memiliki nilai ekonomi yang cukup menggiurkan, yaitu sebesar Rp50.000-Rp500.000/rhizome (rimpang) untuk dalam negeri dan nilai ekspor sebesar US$300/rhizome.
Seorang pelaku bisnis tanaman air asal Madiun, Jawa Timur bernama Arfian pun mengungkapkan jika selama tiga tahun belakangan ini, bisnis yang ia jalani mengalami perkembangan dan mampu menghidupi keluarganya.
“Saya jualan buce ini sudah 3 tahun lebih dan hasilnya sangat lumayan, bisa untuk menambah ekonomi keluarga,” ujar Arfian seperti dikutip dari Badan Karantina Pertanian (Barantan), Jumat (11/2).
Tanaman air yang dijual oleh Arfian sendiri sudah dipasok ke berbagai negara di dunia seperti Jerman, Amerika, Vietnam, Thailand dan Spanyol. Biasanya dalam bentuk tanaman yang sudah bertumbuh hingga bentuk bibit.
“Ekspor kemarin ke Amerika sebanyak 1.000 pcs dalam bentuk masih bibit dengan nilai ekonomi mencapai Rp30 juta,” imbuhnya.
Arfian juga menjelaskan jika taman air banyak diminati konsumen mancanegara karena memiliki sejumlah manfaat selain sebagai penghias aquarium. Manfaat lain dari tanaman air atau aquatic plant yaitu bisa menghilangkan amonia, pelindung ikan dari logam berat, dan sebagai penyeimbang ekosistem perairan, dan penyerap karbondioksida.
Potret Ekspor Tanaman Air Indonesia
Di sisi lain, pejabat Karantina Pertanian Kediri, Awab Nazir mengatakan bahwa sebelum mengekspor tanaman air, perlu dilakukan beberapa tindakan yakni tindakan karantina. Tindakan ini untuk memastikan bahwa aquatic plant dalam kondisi yang sehat dan bersih dari segala hama dan penyakit tanaman.
“Setelah pemeriksaan fisik dinyatakan sehat, dokumen persyaratan seperti SIP Mentan dan import permit dari negara tujuan juga harus terpenuhi. Selanjutnya dapat diterbitkan phytosanitary certificate (PC),” pungkasnya.
Sekedar informasi saja, peningkatan ekspor tanaman air juga termasuk ke dalam program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian tahun 2020 – 2024 atau Gratieks yang digagas Menteri Pertanian. Dengan adanya Gratieks 2020-2024, diharapkan ekspor tanaman air dapat meningkat tiap tahunnya.
Tanaman air tersebut biasanya diekspor ke 14 negara global yang telah menjadi pelanggan tetap, di antaranya Vietnam, Jepang, Hongkong, Rusia, Thailand, Korea Selatan, Italia, Jerman, India, Polandia, Cina, Kanada, Taiwan dan Amerika Serikat.
Diketahui, sebelumnya pada 2019 ekspor tanaman air sebanyak 127.726 komoditas dengan nilai ekspor mencapai Rp224,4 juta. Sejak masuk masa pandemi Covid-19, pemanfaatan tanaman air atau aquatic plant tercatat banyak digandrungi masyarakat secara global terutama yang memiliki hobi aquascape. Seni bercocok tanam di dalam air bukan hanya dijadikan sebagai pelepas penat namun juga bisa dijadikan bisnis yang menguntungkan.