Tahukah kamu di mana letak tambang pertama di Indonesia? Ternyata tambang tertua Indonesia dan bahkan tertua di Asia Tenggara ada di Tambang Batu Bara Ombilin, Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Tambang ini sudah berada sejak tahun 1868 saat masa kolonial Belanda.
Selain menjadi tambang tertua, Tambang Ombilin juga menyimpan hal-hal menarik lainnya yang patut kamu simak nih, Sobat SJ. Apa saja, sih? Yuk, simak di bawah!
1. Satu-satunya tambang batu bara bawah tanah di Indonesia
Selain menjadi tambang tertua di Indonesia, Tambang Ombilin juga sekaligus menjadi tambang batu bara satu-satunya di Indonesia yang berada di bawah tanah.
2. Berpindah kepemilikan 3 kali
Tambang yang diresmikan tepatnya pada 1 Desember 1888 ini semula dikuasai oleh Belanda hingga akhirnya berpindah tangan ke Jepang pada 1942.
Selepas Indonesia merdeka, tentu saja tambang ini kemudian dikelola oleh PT Bukit Asam Tbk.
3. Tambang Ombilin sudah ditutup
Sekarang nasib Tambang Ombilin sudah tidak lagi melakukan kegiatan produksi sejak 2016, bahkan pada tahun 2019, izin pertambangan telah berakhir.
4. Bekas tambang dijadikan sarana edukasi
Lalu bagaimana, tuh, nasib bekas galian tambang yang berada di Sawahlunto. Apakah dibiarkan begitu saja? Tentu tidak, Sobat SJ. Bekas tambang tertua ini sekarang telah menjadi ‘lubang pendidikan’ yang dimanfaatkan oleh masyarakat guna mempelajari seperti apa sih proses penambangan batu bara di bawah tanah.
5. Peninggalan Asli Lainnya Dipamerkan di Musem
Selain itu, di area Tambang Ombilin juga telah dibangun Museum Tambang Batu Bara Ombilin, di mana museum menjadi tempat untuk memamerkan proses penambangan dalam bentuk diorama serta beberapa alat-alat yang pernah digunakan untuk menggambar di Tambang Ombilin ini.
Dan juga peninggalan-peninggalan asli lainnya seperti Terowongan Mbah Soero, kompleks perumahan untuk pekerja tambang (Tangsi Baru dan Tanah Lapang), pemfilteran batu bara, pabrik kereta api dan kantor pemerintah.
6. ‘Mak Itam’ yang berjasa
Masih menyoal wisata edukasi, di Tambang Ombilin ini kamu juga bisa bertemu Mak Itam. Mak Itam bukan berarti emak yang berwarna hitam melainkan sebuah lokomotif uap yang pernah digunakan untuk menarik gerbong batu bara. Lokomotif uap ini sangat berjasa, mengingat Tambang Ombilin dulunya bisa memproduksi 1 juta ton batu bara saat masa jayanya di 1970.
7. Jadi warisan dunia UNESCO
Sebagai tambag tertua di Indonesia, Tambang Ombilin juga mendapatkan penghargaan dari UNESCO yang menjadikannya sebagai salah satu warisan dunia dalam bidang budaya. Lebih tepatnya dengan tajuk ‘Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto’ pada 6 Juli 2019.
8. Bentuk pertukaran informasi hingga saksi sejarah Sawahlunto
Alasan mengapa Tambang Ombilin dijadikan warisan budaya dunia karena pihak UNESCO menilai tambang batu bara ini unggul dalam dua kategori: Nilai Universal Luar Biasa (Outstanding Universal Value) tepatnya pada kriteria II dan kriteria IV.
Di kriteria II, Tambang Ombilin disebut menjadi pertukaran informasi antara teknologi lokal dengan Eropa pada masa akhir abad ke-19.
Sedangkan pada kriteria IV, Ombilin dinilai dapat memberikan contoh atau gambaran tahapan penting manusia, dari yang tadinya Sawahlunto masih berbentuk pedesaan hingga menjadi kota industri pada masanya.
9. Kehebatannya setara dengan tambang ternama di luar negeri
Tambang Ombilin di Sawahlunto memiliki kemiripan dengan Major Mining Sites of Wallonia di Belgia dari kesamaan infrastruktur pertambangan dan perekrutan pekerja.
Tidak hanya itu, menurut International Collieries Studio (ICOMOS), Tambang Ombilin layak bersanding dengan berbagai tambang besar dunia lainnya seperti Chatterley-Whitfield Colliery di Inggris dan Zollern 2-4 Colliery , Jerman.