Kemacetan mungkin bisa menjadi hal yang membuat frustasi bagi para pengendara. Maka dari itu, manusia terus menciptakan inovasi-inovasi yang sekiranya bisa membuat masalah kemacetan berkurang. Salah satunya dengan menciptakan taksi terbang EHang 216.
Taksi terbang yang satu ini memang bukan buatan lokal, namun direncanakan bakal ada juga nih di Indonesia. EHang 2016 masuk ke Indonesia dibawa oleh Prestige Aviation. Bahkan, kendaraan tersebut pernah diuji coba terbang di berbagai gelaran pameran otomotif di tahun 2022.
Namun dalam uji coba kemarin, taksi terbang EHang 216 ini belum bisa mengangkut manusia tapi hanya berupa boneka/dummy yang mirip dengan manusia. Uji coba masih tak bisa mengangkat manusia karena masih menunggu proses izin resmi untuk bisa terbang di Indonesia.
Konsep dari taksi terbang EHang 2016 ini lebih mirip seperti drone, kendaraan yang dikendalikan dari jarak jauh atau kendaraan otonom, penumpang bisa menentukan titik berangkat dan tujuan.
Diketahui, EHang 216 mempunyai 16 baling-baling dan 8 lengan yang dapat dilipat untuk mempermudah area parkir. Taksi terbang ini juga mampu mencapai ketinggian 3.00 meter dengan kecepatan 130 kilometer per jam, namun itu tergantung pada beratnya bawaan. Kapasitas berat yang bisa diangkut maksimal 240 kilogram dengan jumlah maksimal 2 penumpang saja.
Serba Murah dan Mudah, Solusi Transportasi Urban Masa Depan
Oh ya, yang membuat EHAng 216 dilihat sebagai solusi kemacetan masa depan adalah karena kendaraan ini didikung oleh teknologi listrik dan daya baterai sebagaimana tren pada kendaraan listrik yang belakang ini sedang hype.
Executive Chairman Prestige Aviation, Rudy Salim mengatakan bahwa keberadaan taksi terbang diharapkan bisa menjadi transportasi urban di masa depan karena harga yang relatif murah ketimbang kendaraan konvensional. Sekali pengisian daya listrik, kata Rudy, lebih murah jika dibandingkan kendaraan udara lazim lainnya seperti helikopter dengan jarak dan waktu tempuh yang serupa.
“Tujuannya (EHang 216) untuk transportasi massal. Kami harapkan para pengguna nanti menggunakan aplikasi bayar atau payment gateway, harganya hanya puluhan ribu atau ratusan ribu bisa terbang. Jadi (individu atau masyarakat) tidak harus beli (unit),” terangnya.
Tak hanya murah, kelebihan EHang juga berada pada keamanan dan kemudahan saat dioperasikan. Taksi terbang ini dikendalikan dari jarak jauh atau dari ground control room dan tak memerlukan pilot di dalamnya.
Jadi nggak sabar, deh, pengen lihat gimana pengoperasian taksi terbang nantinya di langit ibu kota. Apakah bakal mengatasi kemacetan ibu kota? Apa kemacetannya bakal pindah dari jalanan ke langit? Nah, mending kita tunggu aja nih Sob izin resmi untuk terbang dari pemerintah Indonesia.