Setiap tanggal 1 Juni, Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Sedangkan Pancasila adalah ideologi negara Indonesia yang terdiri dari lima dasar nilai norma yang digunakan untuk mengatur pemerintahan atau penyelenggaraan negara. Gambaran Pancasila juga terpampang di dada lambang negara Indonesia yakni Burung Garuda. Tetapi tahukah Sobat, dengan perancang lambang Garuda Pancasila?
Ya, beliau adalah Sultan Hamid II atau yang memiliki nama asli Syarif Abdul Hamid Alkadrie, seorang tokoh nasional asal Pontianak atau Sultan ke-7 dari Kasultanan Qadriyah Pontianak yang kala itu menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) tepatnya sebagai Menteri Zonder Porto Folio.
Sebelum menjadi Menteri, Syarif Abdul Hamid Alkadrie adalah seorang ajudan Ratu Kerajaan Belanda, Wilhelmina di tahun 1946. Ia juga pernah masuk akademi militer Belanda (Koninklijke Militaire Academie) di Breda, Belanda. Usai menyelesaikan akmil di Belanda, ia pun bergabung dengan Koninklijke Nederlandsche Indische Leger (KNIL) untuk bertugas di kota Malang, Bandung, dan Balikpapan.
Kilas Balik Saat Rancang Lambang Negara
Beberapa tahun berada di Tanah Air, usai kemerdekaan tepatnya pada 10 Januari 1950, Sultan Hamid II pun dimasukkan menjadi Panitia Lencana Negara oleh Presiden Soekarno untuk merancang dan merumuskan lambang negara.
Dalam tugas ini, Sultan Hamid II yang telah menjadi Menteri Zonder Porto Folio bertugas sebagai koordinir bersama tokoh-tokoh nasional lainnya seperti Moh. Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantara, M.A.Pellaupessy, Moh. Natsir, dan RM Poerbatjaraka sebagai anggota.
Dari beberapa rancangan yang dibuat oleh beberapa tokoh nasional tersebut dua rancangan lambang negara pun dipilih, yakni milik Moh. Yamin dan Sultan Hamid II. Tetapi akhirnya pemerintah Indonesia memutuskan untuk memilih karya dari Sultan Hamid II.
Meskipun rancangan lambang negara buatan Sultan Hamid II telah terpilih, namun pemerintah Indonesia pun tidak langsung begitu saja memakai desain lambang negara tersebut. Lambang Garuda Pancasila mengalami beberapa penyempurnaan lewat diskusi dengan Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta hingga mendapat masukkan dari partai Masyumi.
Cerita singkatnya, pergantian lambang negara hingga resmi ditetapkan terjadi saat rapat kabinet RIS pada 11 Februari 1950 dan diperkenalkan Presiden Soekarno ke khalayak umum pada 15 Februari 1950 di Hotel Des Indes Jakarta.
Untuk cerita lebih lanjutnya, bisa kamu pelajari lebih lanjut di sini.