Nggak ada bosen-bosennya ngomongin penanggulangan sampah. Yaps, karena sampah menjadi suatu masalah yang serius dan perlu ketegasan untuk menanganinya. Peningkatan jumlah sampah akan terus meningkat sebagaimana jumlah populasi manusia juga yang semakin meningkat.
Dikutip Yoursay.suara.com, setiap penduduk bahkan bisa menghasilkan sampah yang tidak sedikit hingga terjadi penumpukan. Akibatnya nanti akan menyebabkan pencemaran lingkungan di masyarakat.
Untungnya semakin ke sini, makin banyak pula gerakan zero waste yang disebut-sebut menjadi jalan keluar dalam mengatasi permasalahan ini. Namun, ternyata hal tersebut belum cukup, Sob.
Sebab perlu ada inovasi baru yang bisa mengendalikan sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Salah satunya mendaur ulang sampah yang disulap menjadi pembalut. Kok bisa?
Jadi, di India terdapat banyak sekali tanaman pisang yang bisa menghasilkan limbah yang tak tanggung-tanggung banyaknya. Untungnya pisang termasuk jenis tanaman yang hanya tumbuh dalam semusim. Maksudnya adalah setelah menghasilkan buah pada tahun pertama, pisang tak dapat berbuah kembali.
Limbah pisang yang belum terolah dengan maksimal alhasil terjadi penumpukan. Namun hal ini bisa ditanggulangi dengan cara diolah kembali menjadi pembalut untuk perempuan. Salah satunya hal ini dilakukan oleh Chirag Desai yang merupakan seorang peneliti limbah pisang menjadi beberapa produk seperti pupuk cair, kain, permen.
Berdasarkan penelitian Chirag limbah batang pisang dapat disulap menjadi pembalut jika diolah dengan baik. Inovasi tersebut disambut baik oleh Kristin Kagetsu dan Tarun Botlia. Keduanya selaku Founder dari Saathi.
Sekadar informasi saja, Saathi mulai mengembangkan pembalut biodegradable berbahan dasar batang pisang. Pembalut produksinya memanfaatnya 100% bahan alami yang bisa terurai dalam jangka waktu 6 bulan setelah pemakaian apabila dikuburkan ke dalam tanah.
Melalui pembalut dari batang pisang ini menjadi salah satu solusi dalam penerapan ekonomi sirkular yang menjadi solusi permasalahan sampah organik dan anorganik sekaligus mendapatkan laba.
Di Negeri India saja, bisa mengubah limbah batang pisang menjadi barang bernilai jual seperti pembalut ini. Semoga hal ini bisa menjadi contoh untuk Indonesia dalam berinovasi untuk mengolah limbah dari tumpukan sampah, ya, Sob.