Bagi Sobat penggemar musik, studio rekaman musik di Indonesia punya seluk-beluk yang jarang dikenal publik. Indonesia punya studio musik nasional yang bersejarah yang didirikan pada 1956. Lokananta namanya. Berlokasi di Kota Solo, Jawa Tengah, kini studio Lokananta Solo tampil baru, Sob.
Studio Lokananta Solo merupakan studio rekaman musik pertama dan terbesar di Indonesia. Didirikan oleh Raden Maladi tahun 1956 pada zaman kepemimpinan Presiden RI pertama Sukarno, Lokananta dimaksudkan mendukung misi pemerintah membangun karakter nasional Indonesia.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Sukarno menugaskan Raden Maladi mendirikan Lokananta untuk memproduksi musik-musik daerah yang berasal dari Sabang sampai Merauke dan disuplai ke 29 stasiun Radio Republik Indonesia (RRI) yang di seluruh Indonesia.
Maka, kita pun dapat mengenal lagu-lagu tradisional, seperti “Ampar-Ampar Pisang” dari Kalimantan Selatan, “Yamko Rambe Yamko” (Irian Jaya atau Papua Barat), juga “Ayam Den Lapeh” dan “Kampuang Nan Jauh Di Mato” (Sumatera Barat).
Studio Lokananta telah mengorbitkan banyak penyanyi dan legenda musik Tanah Air, antara lain Gesang, Waldjinah, Bubbi Chen, Bing Slamet, Sam Saimun, Ki Narto Sabdo, hingga Titiek Puspa.
Sayangnya, Lokananta sempat mengalami hibernasi atau tidak beroperasi dalam waktu lumayan lama, sejak sekitar awal 2000-an hingga setahun belakangan. Mengingat pentingnya peran Studio Lokananta Solo, muncul gerakan sosial kepedulian pada Lokananta, seperti lewat kampanye masif di media sosial bertagar #SahabatLokananta dan #SaveLokananta.
Mengingat pentingnya nilai historis dan peran Studio Lokananta Solo, Kementerian BUMN melalui Danareksa-PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) lantas merevitalisasi Lokananta pada November 2022.
Operasional Bisnis secara Placemaking
Langkah nyata revitalisasi dan optimalisasi Lokananta didukung penuh oleh Pemerintah Kota Solo. Studio Lokananta menjadi salah satu dari 17 prioritas pembangunan Kota Solo.
Pasalnya, sejak 1956 hingga menjadi bagian dari BUMN, Lokananta tidak banyak berubah, baik bangunan fisik maupun peralatannya. Sebagai perusahaan rekaman musik, peralatan dan teknologi rekaman Lokananta produksi lawas tahun 1980-an. Jelasnya, tidak mampu mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.
Namun setelah revitalisasi dilakukan melalui optimalisasi aset milik Perum PNRI itu, Studio Lokananta Solo dapat kembali dihidupkan. Untuk menjalankan sektor bisnis Lokananta, Danereksa berkolaborasi dengan M Bloc Group sebagai operator.
CEO Lokananta Wendi Putranto mengatakan, Studio Lokananta Solo akan menerapkan pola placemaking seperti di M Bloc Space, Jakarta Selatan. Buat Sobat yang tau tempat kongkow di area Jaksel itu, tentu akan dapat membayangkan seperti apa pengembangan Lokananta nantinya.
Wendi yang juga Program Director M Bloc Space itu mengatakan, Lokananta yang baru menjalankan visi menjadi pusat kreatif dan komersial bagi para musisi, seniman, dan pelaku UMKM lokal. Dengan begitu, Lokananta diharapkan dapat memberikan dampak sosial, pertumbuhan ekonomi, dan pelestarian budaya Indonesia.
Tampilan baru Studio Lokananta kini dilengkapi beberapa ruang fasilitas, yaitu penyewaan area pertunjukan, tenan, dan galeri. Ada pula studio rekaman yang menjadi ruang dan fasilitas utama Lokananta.
“Karena Lokananta sendiri DNA-nya adalah bagaimana dulu Bung Karno (Presiden Pertama RI Soekarno) ingin menyatukan Indonesia ingin membentuk national and character building melalui berbagai macam cara,” tutur Wendi.
Selanjutnya, selama setahun ke depan, Lokananta akan menjalankan berbagai program, seperti rekaman dan syuting video musik grup musik Godbless, sejumlah pameran di Galeri Lokananta, kolaborasi bersama komunitas kreatif di Solo, serta berbagai pertunjukan di Studio Lokananta.
“Di tempat ini lah musik Indonesia dari musik tradisional, musik hiburan, itu diproduksi, digandakan, dan disebarluaskan diputar di seluruh stasiun RRI,” ucap Wendi, mengenang.
Nah, Sobat, kalau kamu sedang berkunjung ke Solo, boleh nih, Lokananta jadi salah satu destinasi rekreasimu. Lokananta beralamat di Jalan Ahmad Yani, pusat kota Surakarta.