Ada kabar baik dari dunia perusahaan rintisan alias startup di Indonesia. Baru-baru ini Meatless Kingdom yang bergerak di bidang food-technology startup berhasil keluar jadi pemenang Asia-Pacific Scale It Up! Innovation Challenge, sebuah kompetisi yang disponsori oleh 3 perusahaan Global yaitu Cargill, Givaudan dan Buhler.
Kompetisi ini bertujuan memberikan dukungan ke startup Asia Pasifik dalam mengembangkan protein berbahan dasar nabati dalam mempercepat peluncuran produk mereka ke pasar. Karena dengan semakin banyaknya pertumbuhan populasi masyarakat di dunia maka harus diiringi dengan ketersediaan nutrisi. Salah satunya adalah ketersedian protein konvensional dna juga protein alternatif untuk daging dan makanan laut dari bahan nabati.
Dalam kompetisi inovasi ini, ada 30 perusahaan rintisan di kawasan Asia Pasifik yang berpartisipasi selama 6 bulan. Dalam kompetisi, untuk menentukan pemenang, ada beberapa kriteria utamanya nih Sob, inovasi yang ditawarkan, potensi untuk membuat produk dalam skala produksi dengan inovasi tersebut dan juga nilai unik untuk konsumen melalui rasa dan tekstur yang otentik.
Nah, apa sih inovasi yang ditawarkan Meatless Kingdom? Startup asal Indonesia ini menawarkan bak kwa atau daging panggang yang merupakan protein nabati yang terinspirasi dari Asia dan juga menawarkan pengalaman sensoris yang menarik.
CEO dan Co-founder Meatless Kingdom, Widya Putra mengaku terhormat bisa menjadi pemenang pertama di kompetisi yang juga memfasilitasi pertukaran ide-ide inovatif, keahlian teknis, serta pengetahuan komersial untuk bantu startup siap menghadapi tantangan dan memasuki pasar.
“Pengalaman ini telah memperkaya pengetahuan dan kompetensi kami tentang pengembangan produk di bidang protein alternatif. Kami berharap pencapaian ini akan menjadi sumber inspirasi bagi lebih banyak startup dalam bidang teknologi pangan, khususnya di Indonesia,” ujar Widya, dilansir Sampaijauh.com dari Asia Food Journal.
Nah, Meatless Kingdom dan juga sang juara kedua yaitu Eight Day Foods asal Australia berkesempatan mendapatkan akses untuk menggunakan Pusat Inovasi Protein yang canggih di Singapura, terus berbagi pengetahuan dan keahlian dari tiga perusahaan pendukung, serta mendapatkan bahan-bahan makanan seperti protein kacang polong, minyak nabati, dan pati dari Cargill, perusahaan makanan global asal Amerika Serikat.