Pertemuan pertama Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Presidensi G20 telah berlangsung sejak 29 Maret 2022 hingga 1 April mendatang. Kota Solo, dipilih jadi Tuan Rumah TIIWG perhelatan yang juga menjadi pencatatan sejarah pertama kali di ajang Presidensi G20.
Ada alasan yang melatarbelakangi terpilihnya Kota Solo jadi Tuan Rumah TIIWG G20. Diketahui Solo Raya, termasuk Kota Solo, terpilih karena dinilai sebagai pusat industrialisasi di Pulau Jawa sejak 100 tahun yang lalu. Tentunya hal ini senada dengan nomenklatur industri yang baru-baru ini ditambahkan.
Sebagai catatan sejarah, di Kota Solo terdapat Pabrik Gula Colomadu yang dibangun oleh Mangkunegara IV dan pabrik ini sempat menjadi pusat industri gula global.
Tak hanya menyasar pada industri berskala besar, skala menengah, hingga kecil seperti UKM Solo juga masih memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Seperti pada masa pandemi di tahun 2021, 5.000 UKM solo aktif di pasar ekspor.
Maka tak heran, bila 10 tahun terakhir, banyak industri di Kota Solo menjadi pusat produksi. Apalagi, didorong oleh pembangunan Tol Trans Jawa hingga ragam infrastruktur lengkap dari mulai bandara internasional, stasiun kereta, hingga tempat-tempat publik yang akhirnya membuat Solo sebagai pusat industrialisasi.
Selain itu, Solo Raya juga dinilai sebagai kota yang selalu mengedepankan investasi dan pembangunan berkelanjutan. Tentunya investasi juga menjadi hal yang menyertai industri dan perdagangan. Investasi-industri-perdagangan bak mata rantai yang tidak bisa terpisah dan juga merupakan 3 fokus utama di TIIWG G20.
Terpilihnya Solo Raya menjadi Tuan Rumah TIIWG G20 juga dikarenakan Indonesia ingin memberikan impresi kepada peserta TIIWG G20 lewat tradisi hingga warisan budaya. Hal ini dijabarkan oleh Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Eko Cahyanto.
“Kota Solo bisa kita tampilkan dalam presidensi G20 ini. Karena kota ini mampu menjaga tradisi, warisan budaya. Sehingga impresi dari pada delegasi yang tidak hanya melihat industrialisasi, tapi juga tradisi yang kita jaga,” tutur Eko.
Momentum pertemuan pertama TIIWG G20 yang dihelat di Kota Solo nantinya tak hanya semata-mata dapat merumuskan strategi-strategi pengimplementasian industri 4.0 dan juga sebagai pemberi efek ganda di sektor sekitar. Namun, juga dapat menjalankan arahan Presiden dalam TIIWG G20 untuk membahas tiga isu utama yaitu arsitektur kesehatan global yang kokoh, memperkuat aspek transformasi digital, dan mendorong transisi energi di Tanah Air.